[caption id="attachment_128035" align="alignleft" width="360" caption="Ayatullah Khatami (www.presstv.com)"][/caption]
Seorang ulama senior Iran telah mengutuk upaya Barat untuk membagi Tepi Barat yang diduduki antara Israel dan Palestina, bersikeras bahwa penjajah harus meninggalkan.
"Keseluruhan Palestina milik semua umat Islam dan penjajah harus meninggalkan tanah Muslim," Kata Ayatullah Khatami pad Sholat Jum’at di Teheran (26/8) pada Hari Quds Internasional sebagaimana dilansir harian IRNA dan PressTV.com kemarin malam
"Jangan bicara tentang apa yang disebut perbatasan. Bicara tentang keseluruhan Palestina untuk semua Palestina milik Muslim, "tambahnya
Ulama Berpengaruh ini mengatakan bahwa 70 tahun terakhir telah terbukti resistensi, solusiterbaik adalah mengakhiri pendudukan Palestina oleh Penjajah Israel karena Penjajah selama ini telah menyengsarakanrakyat Palestina.
"Perlawanan dan intifadhah dilakukan untuk membawa kemuliaan Palestina yang saat ini tertindas," katanya, menambahkan bahwa itu upaya Israel untuk menghapus Negara Palestina sudah gagal.
Ayatullah Khatami menyebutkan bahwa Palestina sebentar lagi akan meraih kemenangan dan mengusir Israel dari Negara Bumi Palestina.
Pemimpin Sholat Jum’at tersebut memuji gelombang Kebangkitan Islam di negara-negara Arab dan berkata, "Diktator Rezim berkuasa di Negara Arab yang selama ini menjadi antek barat sedang tumbang satu demi satu dan Kebangkitan Islam menatap dunia."
Ulama menyoroti revolusi Timur Tengah dengan mengacu pada slogan-slogan revolusioner Islam telah nyanyian di Mesir, Tunisia, Yaman dan negara-negara Arab lainnya.
Dia menggambarkan pelarian mantan diktator Tunisia Zine El Abidine Ben Ali ke Saudi Arabi dan tergulingnya penguasa Mesir Hosni Mubarak sungguh memalukan.
Ayatullah Khatami mengatakan diktator di negara-negara Muslim memiliki dua pilihan baik untuk memenuhi tuntutan rakyat mereka dan menyelamatkan muka dengan sukarela mengundurkan diri atau melawan tuntutan orang-orang mereka..
Dia melanjutkan untuk menyarankan revolusioner Libya untuk mencegah AS dan Eropa “membajak” revolusi mereka dan jangan sampai membawa diktator lain ke Negara itu.
"Kalau bukan karena perlawanan rakyat Libya, negara-negara Barat akan menjarah sumber daya alam dan kekayaan Libya." Cetus Khatami
Protes populer di dunia Arab meletus di Tunisia dan menggulingkan rezim Ben Ali pada Januari. Mesir mengikuti dan menggulingkan Mubarak setelah lebih dari empat dekade berkuasa.
Di Libya, Gaddafi melakukan gerakan militer untuk menghentikan revolusioner, yang ditangkap kota-kota tersebut.
Kemenangan Revolusioner didapatkan setelah NATO melancarkan serangan Udarapada kekuatan rezim Libya tetapi sungguh disayangkan Serangan udara koalisi Barat banyak merenggut nyawa warga sipil rakyat Libya.
Sumber : Irna, PressTV
Bandung, 27 Agustus 2011
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adikalbar / PIN BB : 322235A9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H