[caption id="attachment_372076" align="aligncenter" width="630" caption="Batu Mulia (https://batumulia99.wordpress.com/category/batu-mulia/page/3/)"][/caption]
Penulis : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Twitter : @assyarkhan
Demam Batu Akik sedang melanda Indonesia, Zaman batu biasanya istilah untuk "mengejek" budaya lama yang dipakai di era modern, tetapi kini Zaman Batu menjadi lebih populer daripada era technology canggih seperti Kacamata Google Glass misalnya, khususnya di Indonesia. Siklus Zaman bagi Indonesia dari Zaman Batu menjadi Zaman Pertanian kemudian menjadi Zaman Industri, kemudian Zaman Technoloy kini kembali ke Zaman Batu akankah Zaman batu ini bertahan lama? Jika bertahan lama maka bisa jadi setelah ini Indonesia akan kembali ke Zaman pertanian dimana persengkataan lahan tani dan rebutan tanah akan menjadi trend berikutnya. Mengapa? Karena Era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan dikuasai Singapura, Malaysia dan Vietnam dan Indonesia kembali ke pertanian karena tersisih dari kehidupan pasar global.
Pembahasan MEA sudah Saya tulis dalam Artikel yang berbeda, Kita kembali ke Zaman Batu yang diidentikan dengan Batu Akik, Giok dll. Konon katanya, benda mati yang disebut batu akik ini memiliki kekuatan magis tersendiri dan juga memiliki manfaat atau khasiat untuk para pemakai batunya. Setiap batu memiliki khasiat yang berbeda-beda, ada yang bilang salah satu jenis batu memiliki khasiat dapat mendatangkan rejeki, ada yang bilang juga mempermudah jodoh dan masih banyak lagi. Karena itulah batu-batu akik di banderol dengan harga selangit, dari puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk 1 butir batu akik yang sudah naik ring atau emban.
Bahkan kader-kader PKS yang notabene pelaku trendsetter pun kini menjadi Follower, bahkan dengan dalil NABI SAW memakai cincin dari Ethiopia yaitu Batu Cincin Aqiq/Gaza dengan menekankan dalil haditsnya berderajat Shahih, Sekain itu Hadits yang lainpun digunakan untuk membenarkan pelaku pemakai Cincin Batu ini yaitu"Barang Siapa memakai Cincin akan dihindarkan dari kefakiran", Dalil ini dipakai Aktivis Dakwah untuk ikut memburu dan memakai Batu Akik.
Kondisi ini mengundang kekhawatiran banyak Ustadz, karena takutnya nanti akan terjerumus ke dalam kemusyrikan. Karena banyak masyarakat yang menganggap batu yang memiliki tuah tertentu
“Mereka menganggap benda mati tertentu memiliki kekuatan atau keistimewaan sehingga bisa dijadikan sebagai jimat atau senjata,” kata anggota Komisi X DPR, DR. Surahman Hidayat yang juga kader PKS ini saat menjadi pembicara dalam bedah buku “Teladan Muhammad” di Istora Senayan, Kamis 5 Maret 2015.
“Padahal, kepercayaan seperti ini hanyalah bersumber dari khurafat (tahayul), khayalan, dan halusinasi semata,” tambah dia.
Ustadz Dr. Surahman Hidayat juga mengatakan, menggunakan batu akik sebagai perhiasan atau aksesori sebenarnya sah-sah saja dan tidak dilarang, namun yang ditakutkan adalah adanya keyakinan yang berlebih terhadap sebuah benda mati yang rawan akan terjadinya kemusyrikan. Sudah kuatkah akidah kita untuk menghapus perihal dugaan yang berbau khurafat dalam batu akik yang mampu menggeser ketauhidan kita.
Ustadz Dr. Surahman Hidayat juga menegaskan bahwa Ketenaran batu akik juga menjadi ajang pamer yang jatuhnya riya karena memakai batu cincin hanya untuk sekedar gengsi belaka, dan juga menampilkan keangkuhan atau kekuatan seseorang.
Nabi Muhammad SAW memang sempat mengenakan batu cincin di jari kanannya hanya sebagai hiasan dan stempel. Namun akhirnya Rasulullah SAW juga melepaskan cincin itu ketika manusia (pada saat itu) menyalahgunakan cincin-cincin yang mereka buat.
Setan tidak akan pernah menyerah untuk menggoda dan menggeser akidah manusia dengan menyisipkan nilai-nilai syirik sehalus apa pun, Demikian Ustadz Dr. Surahman Hidayat yang juga pendiri Partai Keadilan (Sebelum PKS) yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan DPR RI sebagaimana dilansir Merdeka.com
Jakarta, 8 Maret 2015
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Pin BB : 7DBA6452
Twitter : @assyarkhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H