Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Orasi Anis Matta Pengaruhi Anak Kecil Saya (Foto2)

7 April 2014   03:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fathi Ahmaddienullah Sedang Ceramah (Dokumen Pribadi)

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Anis Matta (dakwatuna.com)"][/caption] Penulis : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Tidak semua pembicara publik memiliki ruh ketika berbicara, Jika Anda mengingat sebuah fakta bagaimana perdana menteri Inggris yang tidak mengimani Al-Qur'an hanya karena memiliki kemampuan berbahasa arab sejak lama berdiam di Arab Saudi, Dialah Tony Blair. Dalam banyak kesempatan berpidato di hadapan Parlemen Inggris, Tony Blair menyempatkan membaca Al-Qur'an setengah halaman, itu terjadi saat dia menjadi Perdana Menteri. Kini, Tony Blair menyatakan dengan terang-terangan bahwa Al-Qur'an adalah kebenaran yang nyata. Kabarnya Adik dari Tony Blair sudah menjadi Muallaf.

[caption id="" align="alignright" width="324" caption="Fathi Ahmaddienullah Sedang Ceramah (Dokumen Pribadi)"]

Fathi Ahmaddienullah Sedang Ceramah (Dokumen Pribadi)
Fathi Ahmaddienullah Sedang Ceramah (Dokumen Pribadi)
[/caption]

Saya tertarik dengan perilaku Tony Blair untuk menyempatkan membaca Al-Qur'an sebelum Pidato di hadapan Parlemen Inggris, ketika ditanya wartawan mengapa dia melakukanya padahal dia bukan seorang Muslim, Tony Blair menjawab : "Saya mendapatkan Kepercayaan diri yang penuh ketika Saya membaca Al-Qur'an"

Tahun 2000, Saat PKS masih Partai Keadilan  (PK), terjadi sebuah Peristiwa dalam hidup Saya diKetapang, Kalimantan Barat. Seorang Ustadz memanggil Saya kerumahnya pada hari minggu. Saya bertanya "Ada Acara Apa Ustadz?", Sang Ustadz mengatakan "Datang Saja, Ada yang mau Saya sampaikan!". Saya bergegas mendatangi Sang Ustadz.

Sesampainya dirumah Sang Ustadz, Saya dipersilahkan masuk. Tiba-Tiba Sang Ustadz Berkata "Hari ini Antum gantikan Saya mengisi Ta'lim Dhuha di Sebuah Masjid dekat Pasar Baru, Antum (baca :Kamu) Saya antar, Nanti Saya tidak akan mengisi Ta'lim itu, Saya akan berada di Belakang"

"Saya belum punya persiapan Ustadz" begitu elak Saya. Soalnya walaupun sering berceramah Saya harus tetap ada persiapan dan ketika itu Saya merasa masih 19 Tahun merasa tidak Pas untuk mengisi Ta'lim Orang Tua.

" Antum Bawa Qur'an kan? Baca Setengah Halaman Saja, Nanti temanya Saya kasih tahu" Terang Ustadz sambil berlalu dan membiarkan Saya bengong sendiri. Saya buru-buru membaca Al-Qur'an. Menariknya dihadapan Jama'ah Kuliah Dhuha itu Saya lancar menyampaikan Ceramah, Sang Ustadz pun memberikan selamat.

Sebuah hikmah Al-Qur'an itu sangat mempengaruhi kemampuan Kita menyampaikan kebenaran Allah Swt, Saya pikir tidak salah ketika Tony Blair pun melakukan hal yang sama.

[caption id="" align="aligncenter" width="299" caption="Fathi Ahmaddienullah Mengikuti Gaya Anis Matta (Dok. Pribadi)"]

Fathi Ahmaddienullah Mengikuti Gaya Anis Matta (Dok. Pribadi)
Fathi Ahmaddienullah Mengikuti Gaya Anis Matta (Dok. Pribadi)
[/caption]

Dalam hal berceramah ini, Ada peristiwa menarik yang terjadi pada hidup Saya ditahun 2014. 3 Hari menjelang pencoblosan Di Pemilu 2014 kali ini, Istri Saya (@yanisuryani80) mengirimkan pesan di Dinding Facebook Saya dengan berita kurang lebih seperti ini :

" Seminggu lalu ketika ada tayangan liputan khusus PKS di Global TV, Fathi rupanya ikut menonton di samping ayahnya. Wajahnya terlihat biasa saja. Namun rupanya dia serius mendengarkan orasinya Ust. Anis Matta. Kemarin malam tiba-tiba dia bertanya pada saya, "Bun, kita sudah buat persiapan apa untuk 9 April?"

Kening saya berkerut dan balik bertanya, "Memangnya mau ngapain di 9 April?"

"Kita akan merebut Indonesia, Bun. Kan PKS akan merebut Indonesia, merebut ibukota. Bunda PKS kan?" Fathi Ahmaddienullah menjelaskan. Saya tersenyum. Kalimat itu ada dalam orasi ust. Anis Matta. Saya tidak menyangka ternyata menonton orasi itu bisa jadi pendidikan politik juga untuk anak-anak.

Fathi Ahmaddienullah adalah Anak Saya yang pertama, berusia 7 Tahun saat ini. Saya ingat, saat liputan khusus PKS di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) sepekan yang lalu, Fathi Ahmaddienullah ada disamping Saya karena Bundanya masih sibuk melayani Konsumen di Rumah Makan milik keluarga.

Menarik untuk Saya ulas disini adalah mengapa begitu berpengaruhnya Orasi Anis Matta pada anak Saya itu, Saya jadi teringat bahwa ada sebuah kebiasaan di Kader-Kader PKS terutama para Ustadznya untuk membaca Al-Qur'an ketika sedang menunggu. Al-Qur'an inilah yang memberikan ruh terhadap setiap kata dan kalimat yang dilontarkan.

"Kita Akan Merebut Indosia, Bun. Kan PKS akan Merebut Indonesia, Merebut Ibukota" Kata Fathi Ahmaddienullah yang 7 Tahun itu. Seakan-akan Fathi juga mengingatkan "Kalau Sudah Kita Rebut, Apa Persiapan Selanjutnya?"

Ketika Orasi Anis Matta Pengaruhi Anak Kecil Saya

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Fathi Ahmaddienullah Merayakan Kemenangan - Edisi Lebaran 2012 (Dok. Pribadi)"]

Fathi Ahmaddienullah Merayakan Kemenangan - Edisi Lebaran 2012 (Dok. Pribadi)
Fathi Ahmaddienullah Merayakan Kemenangan - Edisi Lebaran 2012 (Dok. Pribadi)
[/caption]

Kita terlahir bagai selembar kertas ‪#‎Putih,

Tinggal Kita lukis dengan tinta pesan damai dan terwujudlah ‪#‎Harmoni

Dan #Harmoni ini tetap kunikmati

Merah dan #Putih adalah paduan serasi

Untuk #Indonesia

Jakarta, 6 April 2014

Adi Supriadi / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Adi Supriadi Is a Speaker, Motivation Trainer, Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside, You can be found at: www.assyarkhan.com or www.kompasiana.com/adisupriadi

The Inititor the harmony of industrial relations between Government, Employers and Workers in 3 ways: a fair of Government, Honest of Employers and trusted of workers.

I am HRD, Training & Personnel Manager at PMA, finished study Master of Management in Winaya Mukti University Bandung. Some of the article published in Kompas, Pikiran Rakyat, Pontianakpost, Balipost, Banjarmasinpost, Sriwijayapost, Atjehpost, etc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun