Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

#BoycottBali Picu Perdebatan Indonesia vs Australia di Media Sosial

20 Februari 2015   06:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_369742" align="aligncenter" width="614" caption="Andrew Chan Terpidana Mati Gembong Narkoba (reuters) "][/caption]

Penulis : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Indonesia dan Australia terlibat perang Cyber dengan eksekusi mati Pemimpin Gembong Narkoba yang telah merusak generasi muda Indonesia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Australia telah berusaha untuk menyelamatkan nyawa Myuran Sukumaran (33) dan Andrew Chan(31) yang dijatuhi hukuman mati pada tahun 2006. Pasangan ini dihukum pada tahun 2005 sebagai pemimpin gembong pengedar Narkoba yang dikenal sebagai Bali Nine, Menyelundupkan 8 Kg Narkoba jenis Heroin ke Indonesia.

Awal bulan ini, Pengadilan menolak petisi dari Australia untuk meninjau kembali kasus mereka danJoko Widodo tidak mengabulkan permintaan grasi untuk pengedar Narkoba itu. Namun dengan berbagai modus dilakukan Australia dengan meminta paramedis dan para keluarga untuk menangguhkan eksekusi mati terhadap kedua narapidana tersebut.

Australia Gunakan Politik Balas Budi

Dengan modus menangguhkan eksekusi mati, Perdana Menteri Australia Tony Abbott memperingatkan bahwa negaranya akan merasa kecewajika eksekusi mati tersebut tetap dilakukan Indonesia, Australia mengungkit "Kebaikan Hati" Negaranya dengan telah membantu Aceh sebesar1 miliar dolar Australia yang digunakan untuk membangun Aceh yang terkena bencana Tsunami tahun 2004 silam. Ratusan ribu orang di provinsi Aceh, Indonesia tewas selama bencana alam itu terjadi. Australia meminta Indonesia membalas budi bantuan mereka tersebut sebagaimana harian setempat memberitakan, jika tidak ada balas budi Abbot menyerukan untuk memboikot Bali dari kunjungan wisata dari Negara tersebut.

[caption id="attachment_369743" align="aligncenter" width="576" caption="Perdana Menteri Australia (Athehpost)"]

14243638961517660681
14243638961517660681
[/caption]

"Saya akan mengatakan kepada Masyarakat Indonesia dan pemerintah Indonesia : Kami di Australia selalu ada untuk membantu Anda, dan kami berharap agar Anda membalas Budi Kami selama ini, Jika tidak  Maka Kami akan boikot Bali dari Kunjungan Wisatawan dari Negara Kami," katanya sebagaimana BBC News Laporkan.

[caption id="attachment_369744" align="aligncenter" width="368" caption="Demo Menentang Eksekusi Mati Di Australia (ABC News) "]

142436394254062910
142436394254062910
[/caption]

Pemerintah Australia membuat kampanye Anti Indonesia di Negara setempat dengan membayar orang-orang untuk melakukan demonstrasi guna memboikot Bali dan meminta Indonesia membebaskan Narapidana Gembong Narkoba, Pendemo yang dibayar tersebut dari kalangan bangsa China yang tinggal di Australia sebagai Pendukung Andrew Chan, Andrew Chan merupakan keturunan China berkebangsaan Australia, Mereka berdemoAustralia di kota-kota Syndey, Brisbane, Adelaide, Perth dan Melbourne sebagaimana Harian ABC News laporkan.

Indonesia Tegaskan Tidak Merubah Keputusan

Negara Indonesia yang selama ini menjadi korban peredaran Narkoba dari bangsa Australia menegaskan akan tetap melaksanakan eksekusi mati terhadap Narapidana Gembong Narkoba. Armanatha Nasir selaku juru bicara kementerian luar negeri Indonesia, menanggapi pernyataan Abbott denganmengatakan kepada wartawan di Jakarta bahwa pernyataan Perdana Menteri Australia mencerminkan warna sebenarnya dari Australia yang arogan dan penjajah.

"Ancaman bukan bagian dari bahasa diplomatik dan tidak perlu Kita ditanggapi " katanya.

PBB juga telah mencoba mempengaruhi Indonesia melalui Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mirroring yang datang ke Indonesiadalam upaya untuk menyelamatkan nyawa tahanan kejahatan narkoba lainnya dari Brazil, Perancis, Ghana, Indonesia, Nigeria dan Filipina

Di tengah ketegangan kedua Negara , Hastag #BoycottBali menjadi Trending Topic untuk mendesak Australia untuk tidak mengunjungi pulau wisata yang indah itu. Sedangkan sebagian yang lain menggunakan Hastaq tersebut untuk meningkatkan Populeritas Bali dimata Dunia. Beberapa berpendapat dari berbagai Negara di dunia mendukung Indonesia untuk tetap melaksanakan hukuman mati tersebut karena Bali tetap akan indah tanpa bangsa Australia yang congkak dan tidak sopan itu.

PKS Dukung Jokowi, Tolak Loby PBB

[caption id="attachment_369745" align="aligncenter" width="600" caption="Nashir Jamil Komisi III DPR RI Fraksi PKS (inilah.com)"]

1424364017963272188
1424364017963272188
[/caption]

Sementara itu PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menyatakan sikap mendukung penuh Pemerintah dalam putusannya menolak Grasi atas 2 Narapidana Gembong Narkoba di Bali, PKS melalui Komisi III menentang campur tangan PBB dalam hal ini, melalui juru bicaranya Nasir Jamil mengatakan "PBB terlalu mengada-ada ikut campur terhadap eksekusi mati gembong Narkoba itu, yang seharusnya diurus PBB itu adalah Palestina yang notabene ratusan ribu nyawa melayang karena kekejaman Israel, bukan soal perundang-undangan didalam negara orang lain" sebagaimana dilansir Inilah.com

Sengketa Indonesia Vs Australia ini muncul setelah Indonesia membekukan kerjasama militer dan intelijen dengan Australia pada tahun 2013, menyusul laporan bahwa Canberra telah memata-matai pejabat tinggi Indonesia termasuk istri mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Berikut ini beberapa petikan perdebatan di Media Sosial Twitter

1424364080808915475
1424364080808915475
14243641031483367679
14243641031483367679


Jakarta, 19 Februari 2015

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Sumber :

BBC News

ABC NEws

Reuters News

Inilah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun