Banyak pengusaha yang ingin membuka lahan dengan cara mengorbankan hutan. Mereka membakarnya tanpa sedikitpun merasa bersalah. Padahal dampak dari pembakaran hutan sangat serius, yakni banjir bandang yang terkadang disertai dengan terjadinya tanah longsor.
Dalam dua pekan terkahir, aksi pembakaran hutan sedang digalakkan oleh para pengusaha di Bumi Sriwijaya, tepatnya di Kecamatan Pamulatan Kabupaten Ugan Ilir (OI).
Pembakaran hutan yang dilakukan dengan sengaja itupun mendapat perhatian serius dari Mantan Gubernur Sumatra Selatan Syahrial Oesman. Ia menilai kebakaran apalagi pembakaran sudah seharusnya hilang dari Bumi Sriwijaya.
Bagi Syahrial, apapun alasannya pembakaran hutan tidak dibenarkan. Karena hal itu mengganggu kehidupan sehari-hari dan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Hutan adalah kekayaan yang harus dilindungi, bukan dihancurkan.
Apa yang dikatakan Syahrial tentang dampak dari pembakaran hutan itu sangat jelas. Kebakaran di Pamulatan menyebabkan gangguan di KM 28 Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) ruas Palembang-Indralaya. Sehingga banyak kendaraan jalan yang melintas dari arah Palembang menuju Indralaya atau sebaliknya terpaksa memperlambat lajur karena kepulan asap pekat di kiri-kanan jalan yang dilaluinya.
Untuk itu Calon Gubernur Sumatra Selatan 2018 ini, menghimbau agar menyetop pembakaran hutan. Ia meminta semua orang mencintai bumi ini beserta isinya. Hutan harus dijaga dan dilestarikan, bukan dibakar untuk kepentingan pribadi.
Sosok yang biasa disapa dengan SO itupun menyerukan kepada semua masyarakat dan aparat agar bahu membahu menghentikan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel. Syahrial yakin jika semua pihak peduli terhadap hutan, maka tidak akan ada lagi aksi pembakaran hutan.
Ketua DPW NasDem Sumsel yang akan berlaga dalam Pilkada Sumsel 2018 ini mengungkapkan dua hal sederhana yang harus diperhatikan terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Pertama adalah deteksi dini, dengan penyuluhan secara efektif kepada warga untuk tidak mengambil jalan pintas membakar ketika ingin membuka lahan pertanian, menentukan skala prioritas pengawasan pada wilayah-wilayah yang rawan.
Kedua, membuat standar tindakan dengan dukungan tim darat yang terlatih, bermotivasi tinggi, dengan peralatan dan pengalaman yang cukup, serta didukung penuh oleh warga sekitar tempat kena bencana kebakaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H