Divisi Ekspedisi HMPS Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma mengadakan program kerja EKSPAKRO untuk mengeksplorasi potensi pantai Krokoh pada 23 April 2022. Divisi Ekspedisi membentuk tim yang beranggotakan lima panitia dan sepuluh peserta yang merupakan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2020-2021. Tim ini dilakukan untuk membantu jalannya kegiatan eksplorasi pantai Krokoh. Kegiaan yang dilakukan  divisi ekspedisi bersama tim diantaranya pengukuran kualitas air pantai, pengamatan flora dan fauna, bersih pantai dan wawancara warga.
Pantai Krokoh bisa dikatakan sebagai salah satu wisata hidden gem di Yogyakarta. Pantai yang masih alami dan tersembunyi ini terletak di Area Hutan, Songbanyu, Girisubo, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menuju pantai Krokoh membutuhkan waktu kurang lebih selama 3 jam dari pusat kota Yogyakarta. Akses menuju pantai bisa dibilang masih sulit karena setelah jalan beraspal, wisatawan harus melewati jalan perkampungan sejauh kurang lebih 4 km dengan medan yang cukup terjal dan curam.
Mesikpun harus melewati jalan yang belum bagus, perjalanan akan terbayarkan dengan keindahan yang dimiliki pantai Krokoh. Pantai ini memiliki pemandangan yang sangat memanjakan mata. Pantai yang air lautnya berwarna biru dengan bibir pantai berbentuk U dan ciri khas pantai di Gunung Kidul yaitu memiliki pasir putih. Keadaan pantai yang masih alami terdapat banyak pohon rindang seperti pohon kelapa (Cocos nucifera L), pandan laut (Pandanus odorifer), pohon akasia (Acacia mangium), pohon jati (Tectona grandis), pohon ketapang (Terminalia catappa) dan dua bukit hijau yang mengapit pantai menambah keasrian Pantai Krokoh. Namun sayangnya saar mengeksplorasi Pantai Krokoh ombak Pantai Krokoh saat itu sedang pasang sehingga hanya dapat ditemukan beberapa biota seperti kuntul laut/karang (Egretta sacra), teri (Engraulidae), kepiting (Pilodius areolatus) bulu babi (Echinoidea), dan kelomang (Paguroidea).
Pantai Krokoh sampai saat ini hanya dikelola secara terbatas oleh kelompok sadar wisata. Sehingga pantai ini belum terkelola dengan baik karena dalam mebuat fasilitas tentunya membutuhkan banyak biaya terutama akses jalan. Selama pandemi sebenarnya ada dana dari desa untuk membangun infrastruktur dari pemerintah namun dialihkan untuk bantuan bagi warga akibat dampak  Covid-19. Warga di sekitar memanfaatkan pantai untuk diambil hasil laut seperti lobster, rumput laut, dan garam. Untuk menjaga kelestarian pantai, warga melarang pengunjung Pantai Krokoh untuk tidak mengambil pasir pantai, merusak batu karang dan menebang pohon pandan laut. Meskipun belum terlalu banyak orang yang mengetahui keberadaan pantai Krokoh, pantai ini sudah banyak dikunjungi wisatawan meskipun tidak seramai pantai lainya. Terutama wisatawan yang akan bermalam dengan mendirikan tenda di pantai atai camping.Â
Ketika mengunjungi Pantai Krokoh perlu diketahui karena kondisi pantai yang masih alami dan belum terkelola, sehingga fasilitasnya masih minim. Pengunjung yang akan ke pantai Krokoh sebaiknya membawa bekal karena tidak ada warung di sekitar pantai. Fasilitas toilet yang ada di Pantai Krokoh juga belum terkelola dengan baik.Â
Jalan yang curam dan rusak untuk menuju Pantai Krokoh membuat kendaraan yang digunakan harus dalam kondisi yang bagus.Â
Selain harus persiapan sebelum mengunjungi pantai ini  diharapkan bagi wisatawan setelah berkunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan. Karena sangat disayangkan jika keindahan alami pantai Krokoh rusak karena sampah berserakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H