Mohon tunggu...
Adi Sulistyo
Adi Sulistyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rakyat Bersuara

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan dan Kawasan Tertinggal yang Mengancam Pendidikan

30 April 2021   13:56 Diperbarui: 30 April 2021   14:27 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belum lagi indonesia diserang pandemi virus corona yang menyebabkan siswa tidak dapat kesekolah dan melakukan pembelajaran dari rumah, pembelajaran dari rumah ini membutuhkan handphone dan kuota, tentunya hal ini akan menyulitkan bagi keluarga yang berekonomi menengah ke bawah, mereka harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak dan kebutuhan hidup, pemerintah sudah memberikan bantuan kuota gratis, meskipun demikian tidak semua siswa dapat membeli handphone untuk mengaksesnya.

Belum lagi ditambah dalam stu keluarga memiliki lebih dari satu anak yang menjalani pendidikan, mereka harus bergantian dalam menggunakan handphone. Selain itu muncul masalah baru bagi masyarakat di daerah 3T, di daerah mereka belum semua teraliri listrik dan terjangkau internet, mereka kadang harus berjalan cukup jauh untuk mendapatkan sinyal di handphonenya.

Masalah kemiskinan ini menjadi semakin erat kaitanya dengan pendidikan dengan masih adanya siswa putus sekolah, alasan utama masih adanya siswa putus sekolah adalah biaya, mulai dari mereka harus bekerja membantu orang tua dan juga mengalah agar adik adik mereka tetap bisa sekolah. 

Dihimpun dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 10 daerah di Indonesia memiliki tingkat kerawanan putus sekoahh tertinggi di antaranya Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Gorontalo, NTB, NTT, Sulawesi tenggara dan Sulawesi Tengah. 10 daerah tersebut juga termasuk daerah 3T.

Masalah kemiskinan  ini harus segera ditangani teutama di daerah 3T, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama dalam menghilangkan kemiskinan ini, selain untuk mencapai TPB SDGs, juga untuk menghindari dampak bagi sektor lain seperti bidang pendidikan, karena pendidikan menjadi modal utama bagi negara maju. 

Pada tanggal 2 Mei yang akan datang merupakan hari pendidikan nasional, dengan tulisan ini kami harap menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah Indonesia dalam menangani  kemiskinan dan pemerataan pendidikan di Indonesia, agar apa yang menjadi tujuan SDGs pada tahun 2030 tercapai dan Indonesia menjadi negara maju dengan angka kemiskinan dan putus sekolah yang rendah bahkan tidak ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun