Ketakutan saya tentang laut mulai menghilang, tidak ada penyesalan yang saya rasakan dengan naik kapal hingga saat ini. Hingga tiba waktunya malam hari, semuanya gelap dan tenang. Saya pergi ke lantai paling atas dan saya tidak melihat apapun, hitam dan gelap berada di tengah laut, tidak ada lampu yang menandakan ada kapal lain, atau lampu yang mendakan bahwa ada pulau di sekitar. Hanya lampu dari kapal saya yang menerangi malam itu, dan suara laut yang deras.
24 jam perjalanan kali ini cukup berkesan untuk saya, saya mendapatkan pengalaman baru, bisa melawan rasa takut saya, merasakan bagaimana naik kapal, bagaimana berada ditengah laut, bagaimana indahnya laut, langit, burung-burung terbang dan lumba-lumba. Saya sampai di Batulicin sekitar jam 9 pagi, sesampainya saya di sana saya langsung turun dan pulang ke rumah keluarga saya untuk ber-istirahat.
Batulicin tidak jauh beda dengan Kota Barru, hanya saja di sana lebih ramai dan lebih banyak pertoko-an. Batulicin juga memiliki bandara untuk pesawat terbang, hanya saja jika ingin ke Batulicin dengan pesawat terbang maka harus transit dulu ke Banjarbaru lalu menggunakan pesawat yang lebih kecil untuk ke Batulicin.
Cerita pengalaman ini saya buat adalah sebagai bentuk Appresiasi terhadap diri saya yang sudah berani untuk menghilangkan salah satu rasa takut yang besar dalam diri saya. Dan juga saya ingin pembaca merasakan betul seperti apa perjalanan yang saya alami dan apa yang saya rasakan saat itu. Ini merupakan perjalanan yang sangat menyenangkan bagi saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H