EFEKTIFKAH PEMBELAJARAN ONLINE?
Hallo sobat pelajar, tidak terasa sudah satu tahun lebih kita sekolah di rumah. Gimana nih, apakah sudah nyaman dengan pembelajaran online? Atau bahkan malah sudah tidak sabar ingin pergi langsung ke sekolah?
Bermula dari bulan Maret 2020, kita semua mendapat pengumuman libur 2 minggu. Siapa sih yang ngga seneng? Nah, dari situlah ternyata libur diperpanjang hingga saat ini. Mungkin saat ini sudah beberapa daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka, namun masih banyak juga daerah yang tetap melakukan pembelajaran online.
Kenapa itu dapat terjadi? Gimana keadaan selama pembelajaran online di rumah? Efektif atau engga ya? Apakah ada efek dari pembelajaran online? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang timbul mengenai pembelajaran online.
Untuk mengawali pembahasan kali ini, kita akan singgung sedikit mengenai penyebab adanya pembelajaran online. Awal mula sekolah diliburkan dan wajib melakukan pembelajaran di rumah, karena adanya pandemi covid-19. Dikarenakan pandemi ini sangat berbahaya dan memiliki dampak yang mengerikan, maka pemerintah mewajibkan pembelajaran secara online untuk memulihkan kembali keadaan.
Mungkin kita semua merasa senang karena tidak pergi langsung ke sekolah. Tetapi, kalau seperti ini, pembelajaran dilakukan di rumah, justru akan menimbulkan berbagai alasan. Sebenernya efektif ngga sih pembelajaran online itu? Bagi saya sendiri sebagai seorang mahasiswa, efektif atau tidak efektif itu dikembalikan lagi ke masing-masing orang yang menjalaninya. Bagi saya pembelajaran online kurang efektif. Kenapa?Â
Karena selama satu tahun lebih, pada saat penjelasan materi, susah untuk memahaminya. Entah itu kurang fokus, kurang konsentrasi, dll. Namun, di sisi lain, ada juga pelajar yang merasa diuntungkan dengan adanya pembelajaran online ini. Bagi mereka yang merasa diuntungkan, pasti dong mereka menganggap kegiatan ini efektif.
Menurut Bobby De Potter, gaya belajar dibagi menjadi tiga, antara lain :
1. Visual (Penglihatan)
Biasanya orang dengan gaya belajar seperti ini menggunakan warna, garis, dan bentuk, untuk memahami materi.
2. Auditori (Pendengaran)
Biasanya orang dengan gaya belajar seperti ini hanya dengan mendengarkan dapat memudahkan memahami materi. Tipe orang seperti ini cenderung peka dan hafal setiap ucapan
3. Kinestik (Gerakan)
Biasanya orang dengan gaya belajar seperti ini suka mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya.
Nah, gaya belajar tiap orang beda-beda. Gaya belajar itu pun mempengaruhi keefektifan pembelajaran online yang dilakukan. Kita bisa mencoba satu per satu gaya belajar di atas, untuk menentukan gaya belajar seperti apa sih yang bisa membuat kita enjoy dan mudah memahami. Hal ini sangatlah penting. Gaya belajar apapun, apabila kita nyaman, maka proses belajar akan lancar.
Bagi saya pribadi, bukan hanya gaya belajar saja yang berpengaruh. Ada beberapa hal yang bisa saya gunakan untuk menilai ''Apakah pembelejaran online efektif atau tidak?" :
1. Cara penyampaian pengajar
Setiap pengajar memiliki karakter yang berbeda. Nah, tiap orang memiliki kecocokan tersendiri terhadap gaya mengajar pengajar.
2. Media yang digunakan
Di kelas maupun di ruang virtual, tujuan kita sama-sama belajar. Namun, pembelajaran tatap muka langsung akan lebih mudah dipahami. Apalagi jika kita dijelaskan dengan coretan di papan tulis, terkesan jadul sih, namun tiap orang punya keunikan tersendiri.
3. Suasana kelas
Keadaan yang tegang, pasti hal itu hanya akan membuat pelajar merasa tertekan, jadi bukannya paham tapi malah susah untuk menerima materi. Suasana kelas tercipta dari pembawaan pengajar kepada pelajarnya, apabila kelas bisa bonding dengan baik, maka kelas terasa enjoy, tidak membosankan.
4. Hubungan dengan teman
Belajar di rumah membuat kita tidak bisa bertemu dengan teman-teman. Kita belajar sendiri di rumah. Hal itu dapat membuat seseorang merasa jenuh. Karena peran teman teman disini sebagai penyemangat. Apabila kesusahan, biasanya kita bisa belajar bersama tanpa dibatasi ruang virtual.
Sejauh ini, bagi saya pembelajaran online 50% efektif dan 50% kurang efektif. Efektif karena kita mengakses apapun selama pembelajaran, ujian dapat membuka catatan, dan dekat dengan keluarga. Kurang efektifnya karena transfer materi dari pengajar ke pelajar melalui ruang virtual susah dipahami, tingkat ujian dipersulit karena diperbolehkan open book, dan banyak tugas karena mungkin bisa saja pengajar berasumsi bahwa kita di rumah akan memiliki banyak waktu luang.
Apa cuma itu aja yang bisa digunakan untuk menilai keefektifan pembelajaran online? Hm, tidak dong teman-teman, masih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan perdebatan saat pembelajaran online.
Yuk, kita lihat apa saja kendala yang sering terjadi selama pembelajaran online :
1. Kuota
Kuota adalah hal yang paling diutamakan dalam pembelajaran online. Kita tidak bisa mengakses internet tanpa adanya kuota. Lalu, apa kendalanya? Kendalanya berada pada harga kuota. Pembelajaran setiap hari, pasti memerlukan kuota yang besar, nah, kuota yang besar pasti memiliki harga yang mahal. Padahal kita tidak tahu kondisi keuangan tiap orang. Kuota gratis dari tempat belajar (sekolah, kampus, dll) tidak bisa diandalkan, karena sejauh ini kuota gratis belum berjalan lancar sempurna.
2. Sinyal atau jaringan internet
Ada kuota tetapi tidak ada sinyal, buat apa? Tidak semua daerah memiliki sinyal atau jaringan internet yang bagus dan lancar. Bahkan di kota pun terkadang sinyal bisa saja kurang baik jika cuacanya sedang tidak baik. Nah, sinyal yang putus-putus akan membuat seseorang menjadi kesal, tidak fokus, dan tidak konsentrasi. Informasi yang seharusnya diterima dari pengajar 100%, tetapi kita hanya bisa menyerap sepersekian persen, karena sinyal kurang baik.
3. Gangguan di rumah
Banyak sekali gangguan rumah yang sering terjadi. Misalnya saja kendaraan yang lewat di depan rumah, bagi seseorang yang harus keadaan sunyi saat belajar, hal itu sangat mengganggu. Selain itu, kita tidak bisa melarang tetangga untuk tidak melakukan hal yang mungkin bagi mereka biasa saja. Misalnya terkadang ngobrol di depan rumah dengan suara yang keras, membunyikan musik dengan volume keras, dll.
4. Handphone atau laptop
Mungkin semua orang pasti memiliki dua barang ini. Namun, terkadang terdapat handphone atau laptop yang tidak bisa untuk mengakses sesuatu, mungkin karena sudah jadul atau penyimpanan kurang, dll. Padahal dalam pembelajaran online dua barang ini sangat penting.
Kendala yang dihadapi setiap orang berbeda. Kita tidak tahu apa saja yang sedang dialami selama pembelajaran online. Namun pastinya setiap kendala akan berdampak kurang baik bagi proses belajar di rumah secara online.
Lalu, apa sih yang bisa kita lakukan supaya lancar mengikuti pembelajaran online?
Bagi saya, kita harus mengetahui bagaimana kemampuan kita, gaya belajar apa yang bisa mempermudah kita, cara mengatasi kendala yang sering terjadi, mencari relasi atau teman yang cocok untuk diajak belajar bersama, dll. Kelancaran pembelajaran online tergantung kita sendiri, apabila kita melakukannya dengan baik dan semangat, pasti pembelajaran online berjalan lancar. Namun, apabila kita malas-malasan karena terlalu menyepelekan pembelajaran online, hal ini pasti akan mengganggu kelancaran pembelajaran online.
Jadi inti dari pembahasan ini adalah bagi saya seorang mahasiswa yang juga merasakan pembelajaran online, kegiatan ini tidak efektif sepenuhnya seperti yang tadi sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, kita bisa berusaha semaksimal mungkin untuk menjalani pembelajaran online agar selalu lancar. Semangat belajar dan dukungan saat pembelajaran online sangatlah penting. Karena kita semua melakukan pembelajaran online, pasti tiap orang memiliki kendala masing-masing, maka saya selalu berprinsip "Kalau yang lain bisa, saya juga harus bisa".
-Semangat belajar, masa depan sedang menantimu-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H