Mohon tunggu...
Adisti Luthfi Afifi
Adisti Luthfi Afifi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Keluarga dan Gender: Fenomena Ketidaksesuaian Peran dalam Keluarga

11 Februari 2022   19:45 Diperbarui: 11 Februari 2022   20:10 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam mendefinisikan sosiologi keluarga dan gender ini dapat dikatakan bahwa, keluarga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Dalam keluarga akan terbentuk suatu hubungan yang begitu erat antar anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, dan anak. 

Dari keluargalah kita diperkenalkan dan mengenal lingkungan sekitar, pola pergaulan dalam kehidupan sehari - hari, dan berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. 

Mengenai gender, secara biologis, manusia terbagi menjadi dua jenis kelamin, yaitu perempuan dan laki - laki. Secara sosiologis, perbedaan antara laki - laki dan perempuan dikaitkan erat oleh masyarakat yang lebih berbasis pada peran dan posisi sosial. 

Dalam keluarga setiap anggota keluarga tentunya memiliki perannya masing - masing dan tentunya memiliki perbedaan dalam setiap menjalankan perannya. Seperti misalnya peran ayah, yaitu sebagai pencari nafkah, mendidik, melindungi dan memberi rasa aman. Peran ibu, yaitu mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak, melindungi juga sebagai pencari nafkah tambahan. 

Lalu ada peran anak, yaitu melakukan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya, juga mempunyai hak untuk mendapat kasih sayang serta perhatian dari orang tua, patuh, hormat, serta membantu orang tua dalam menjalankan aktivitas di rumah.

Tidak ada jaminan bahwa fungsi di dalam keluarga dapat terus berjalan dengan baik, karena adanya kemungkinan perubahan struktur di dalam keluarga yang muncul pada waktu yang tidak diprediksikan sebelumnya. 

Umumnya pencari nafkah utama di keluarga adalah ayah atau suami, namun tak jarang situasi menempatkan istri atau anak menjadi pencari nafkah utama keluarga. Salah satu fenomena yang masih terjadi yaitu anak yang disuruh untuk mencari uang dengan menjadi anak jalanan. 

Anak jalanan itu sendiri bukan anak yatim piatu melainkan mereka masih memiliki keluarga dan tempat tinggal sendiri serta karena permasalahan anak jalanan memang bukan pada anaknya tapi lebih ke pada keluarga mereka. 

Fenomena ini terjadi di masyarakat akibat terganggunya social functioning, dikatakan terganggu social functioningnya karena seharusnya anak berada pada suatu situasi rumah, sekolah atau lingkungan bermain yang did alamnya terdapat interaksi yang mendukung perkembangan anakt ersebut, baik itu fisik, motorik, sosial, psikologis maupun moralnya.

Untuk itu disarankan untuk tidak mengeksploitasia nak - anak untuk mencari uang karena seusia mereka masih menjadi kewajiban orang tua dalam pemenuhan kebutuhan; baik kebutuhanf isik dan mental mereka, serta memperhatikan tentang keselamatan, kesejahteraan, dan pendidikan anak.

Oleh karena itu pentingnya sosiologi keluarga dan gender, yaitu memberikan arahan dalam membentuk maupun membina sebuah keluarga yang harmonis supaya kita tidak salah dalam memahami arti dari sebuah keluarga dan memberikan pola tindakan didalam sebuah keluarga dikaji dalam sosiologi sehingga dengan adanya hal ini interaksi yang terjalin dalam keluarga dapat menciptakan sebuah keharmonisan dan meminimalisir bentuk penyimpangan sosial yang akan terjadi di masyarakat. 

Sama pentingnya nya untuk memahami sosiologi gender yaitu untuk memberikan ketidakpahaman relasi antara laki-laki dan perempuan supaya tidak terjadi ketimpangan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, juga dalam keluarga. 

Supaya hal yang dicontohkan diatas tidak akan terjadi karena malah menjadikan anak sebagai yang mencari nafkah untuk keluarga nya, sementara orang tua nya terutama ayah atau suami hanya berdiam diri dirumah, padahal masoh sanggup dan mampu untuk bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun