Mohon tunggu...
Adistia Bianca Rizki
Adistia Bianca Rizki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lovablelady - Programmer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secret Admirer

12 September 2014   17:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14104912741062994142

Kalau boleh aku mendefinisikan diri, aku ini bagaikan bagian dari antariksa dan kamu menyebutku sebagai bulan. Aku terlihat ketika matahari sudah terbenam dan saat itu kamu mungkin sudah terlelap. Sebenarnya aku ini selalu ada disekitar kamu, bahkan ketika matahari sudah terbit, hanya saja aku tidak seterang matahari jadi kamu jarang melihatku dikala sang matahari memancarkan pesona cahayanya. Aku adalah teman dari orang-orang yang kesepian. Aku selalu terlihat oleh mereka yang kesepian. Namun sering kali aku berharap kamu mampu melihatku, berbicara denganku seperti mereka. Mencurahkan isi hatimu dikala kamu bahagia maupun gundah.

Diatas sini aku sebagai yang tak terlihat ini selalu memperhatikan kamu tanpa malu karena aku ‘yang terlihat ini’ mungkin sudah putus asa. Aku senang memandangimu meskipun terkadang aku meradang, aku ingin menjadi dia yang selalu bisa ada disisimu. Mungkin matahari yang membuat kamu bangun dan bahagia melakukan aktifitas. Tapi sadarkah kamu jikala malam datang peri-periku lah yang membelai tidurmu. Peri-peri kecil yang aku utus untuk melindungimu agar mimpi buruk tidak masuk kedalam jiwamu. Mungkin kamu tidak memandangku sebelah mata namun aku takut jikalau kamu tau aku yang tak terlihat ini menanggung rasa yang begitu besar padamu akan membuatmu semakin mengabaikanku.

Kamu tau tidak, aku terkadang berpikir kalau keajaiban itu ada. Seperti keajaiban yang membuat aku dapat kenal dengan kamu. Selama ini kamu mungkin tak sadar, meskipun aku sering memperhatikan kamu. Malu memang, iya malu. Aku perhatikan cara kamu bicara, cara kamu senyum, cara kamu berkomunikasi dengan orang lain. Yaa, dengan orang lain bukan dengan aku. Tapi sejak aku sering jadi pemerhati kamu, aku jadi merasa kalau kamu itu dekat dengan aku.

Kamu tau tidak, aku sangat tidak menyangka kalau akhirnya tuhan mendekatkan kita, ya memang mungkin dengan cara yang seperti ini tapi bisa saja ini salah satu keajaiban juga. Sejak kita semakin hari semakin dekat aku merasa kalau benar kamu sehangat yang ku duga. Kita dekat, semakin sering berkomunikasi dan saling mengingatkan.

Kamu tau tidak, sejak kita semakin dekat hari-hariku menjadi berubah dan selalu diisi dengan senyuman demi senyuman. Diam-diam aku sering mengharapkan adanya pertemuan demi pertemuan dengan kamu. Aku sering berharap setiap hari setiap jam kita dikondisikan didalam keadaan yang sama, dimana aku melihat kamu tersenyum, mendengar kamu bicara dan tertawa, menghirup aroma parfummu ketika kamu lewat didepanku, dan melihat ekspresi menggemaskanmu ketika kamu sedang serius.

Malam itu aku menyaksikan kamu melihatku dan tersenyum sebelum akhirnya kamu menangis. Andai kamu dapat melihatku. Andai aku yang ada disismu. Andai kamu percaya kalau aku ini bisa kau percaya. Tidak akan aku biarkan sebutirpun air matamu menetes. Aku sering berharap kalau aku bisa menjadi yang kamu lihat. Aku ingin merasakan menyentuh wajahmu, mengusap air matamu, memberikan kamu semangat dan kamu bahagia karena aku.

Bisa dibilang aku ini mungkin sedang berharap untuk bisa memiliki kamu. Meskipun secara diam-diam. Aku bahkan tak sampai hati untuk mengungkapkan ini. Kamu yang selalu ada difikiranku, apakah aku boleh berharap lebih padamu?  Walaupun aku tak tau sebenarnya bagaimana perasaanmu padaku. Sejujurnya sakit emang sakit kalau aku pendam semuanya sendiri. Aku mungkin sudah lelah berharap banyak kepada kamu. Aku sebenarnya ragu untuk dekat padamu, aku tau kamu itu pasti lebih pantas dengan mereka yang lebih baik dari aku.

Banyak cerita banyak masa lalu yang pernah aku alami, tapi hadirmu seakan membuatku semangat dengan hidup  yang baru. Setiap menatap matamu seakan kamu perduli dengan apa yang kualami. Banyak orang yang menilaimu dengan sikapmu yang tak pantas untuk dilihat, tetapi aku selalu melihat kamu yang terbaik. Sampai saat ini banyak orang yang dekat denganku tetap saja hatiku tertuju padamu. Bolehkah aku mengisi hatimu?

Andai waktu berbaik hati dan mengizinkan kita untuk semakin dekat bahkan lebih dari ini. Aku berjanji tidak akan sedikitpun luka yang akan kamu rasakan. Aku akan selalu melindungi kamu dengan cara terbaikku. Wahai sang waktu satukanlah seorang wanita dan laki-laki ini. Jangan kau biarkan kami ragu dengan perasaan kami sendiri.

Aku tidak berharap yang lain kembali sebagai bagian apapun dalam hidupku. Aku hanya ingin kamu yang menjadi bagianku. Aku takan berharap melebihi itu, aku takan berekspetasi yang lebih dari apa yang tidak mungkin. Aku tak mungkin untuk berhenti mengagguminya. Aku hanya menginginkan kamu selalu bahagia. Tak peduli seperih apa yang aku rasa. Mungkin benar kata mereka ini lah resiko seseorang yang tak terlihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun