" Perjalanan awan telah panjang , ada kalanya ia jatuh ke permukaan bumi . menyentuh tiap makhluk ciptaan-Nya yang memohon akan air hujan turun membasahi tiap sudut kekeringan dan kedahagaan . namun apakah awan harus rela turun dan terjatuh ketika ia sudah berada dipuncak impian akhir perjalanan nya ? "
Jawaban pasti ialah ya , ia harus bisa merelakan
Bayangkanlah diri kita sebagai sang awan . tercipta dari uap air yang hingga kita bangkit naik ke langit oleh cahaya sang surya . tenang lah , bahwa tiap langkah untuk meraih impian akan selalu ada yang menuntunmu bak cahaya sang surya menuntun uap air .
Namun ketika kita sudah dituntun hingga berada diatas , tidak selalu pasti kita berada disana karena hidup layaknya roda yang selalu berputar mengikuti arahnya .
Terjatuh.
Ada kalanya ia terjatuh ke permukaan bumi . menyentuh tiap makhluk ciptaan-Nya yang memohon akan air hujan turun membasahi tiap sudut kekeringan dan kedahagaan. namun apakah awan harus rela turun dan terjatuh ketika ia sudah berada dipuncak impian akhir perjalanan nya ?
Ketahuilah bahwa ketika kita terjatuh bukan lah saat dimana kita harus berhenti berjalan , menutup telinga bahkan menutup mata .
Bukalah hati ketika kita menjadi lumpuh . karena itulah satu satunya hal yang masih bisa dirasakan ketika kita meronta ronta meminta keadilan . bukan kah ini adil ? air hujan akan turun membasahi makhluk ciptaan-Nya yang memohon akan dirinya bisa menjadi satu satunya yang membasahi seluruh sudut kekeringaan dan kedahagaan alam .
Ketika itupun awan tersadar . ialah yang memberikan kebahagiaan alam meskipun ia harus rela mengorbankan dirinya untuk kembali menjadi air . awan mengingat awal kisahnya ketika ia meninggalkan air yang lain saat ia harus berubah menjadi uap air . disinilah letak keadilan .
awan pun kini merelakan dengan ikhlas
karena yang ia tahu bahwa meski kini ia menjadi titik titik hujan , suatu saat ia akan kembali menguap hingga menjadi awan oleh tuntunan sang surya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H