Saya masih ingat ketika saya mendampingi anak ADHD luar biasa sekali rasanya, saya harus berusaha ektra keras bagaimana caranya dia bisa tenang saja selama 5 menit karena konsentrasinya sangat singkat sekali hanya beberapa menit saja. Setiap beberapa menit dia berputar mengelilingi kelas hampir selalu bergerak. Pokoknya luar biasa sekali... hahaha...
ADHD, apa sih ADHD itu? Bagi yang sudah sering bersentuhan dengan anak berkebutuhan khusus pasti sering mendengar istilah ini. ADHD adalah gangguan perilaku, anak ADHD sering bertindak tanpa berpikir, berprilaku hiperaktif dan mengalami kesulitan fokus. Pada dasarnya mereka mengetahui apa yang mereka harapkan, namun mereka memiliki kesulitan untuk melakukannya karena mereka tidak bisa duduk diam, memperhatikan arahan dan sering gagal fokus.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah sebuah gangguan perkembangan neurologis. Gangguan ini ditandai dengan sekumpulan masalah berupa pengendalian diri, masalah rentang atensi, hiperaktivitas dan impulsivitas. ADHD menyebabkan seseorang mengalami kesulitan berprilaku, berfikir dan mengendalikan emosi yang dapat mengganggu mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dulu waktu saya masih kuliah sekitar tahun 2004 ADHD selalu disandingkan dengan ADD (Attention Deficit Disorder). Seiring berjalannya waktu ADD berubah sesuai dengan The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR). Tahun 2013 ADD adalah ADHD sesuai DSM-5, hanya saja ADHD kini telah dipindah ke bab Neurodevelompental Disosder untuk mencerminkan korelasi perkembangan otak anak.
Pada DSM 5 ada 4 jenis ADHD:
1. Innatentive ADHD
Tipe ini cenderung pendiam dan tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda hiperaktivitas. Ciri-cirinya seperti mudah terganggu, kesulitan mengorganisir tugas dan aktivitas, pasif dan jarang berpartisipasi, sering melamun, lebih memilih untuk menunda-nunda pekerjaan.
2. ADHD Hiperaktif/Impulsif
Tipe ini mudah untuk dikenali karena perilaku hiperaktifnya dan disertai dengan perilaku impulsive. Ciri-cirinya seperti tidak bisa duduk diam, sangat energik, hampir selalu bergerak, sulit menerima jika keinginannya tidak dipenuhi.
3. ADHD kombinasi/Combined Type
Tipe ini adalah kombinasi dari dua jenis ADHD diatas, jenis ini paling umum terjadi. Pada kasus ADHD kombinasi, anak dapat menahan diri dari gangguan orang lain ataupun berbicara dengan tenang. Namun sebenarnya mereka tidak bisa memproses informasi yang diperoleh seperti halnya anak normal.
4. Inattentive Presentation
Tipe ini memiliki dua atau lebih dari gejala hiperaktif-impulsif dan diobservasi minimal 6 bulan.
Penyebab ADHD belum dapat dipahami karena penyebabnya tidak tunggal. ADHD tidak disebabkan oleh kegiatan parenting, terlalu banyak gula, atau vaksin. Penyebab umum ADHD adalah disfungsi neurological dari pada kerusakan otak.
Lalu apakah anak ADHD bisa sembuh? Kabar baiknya adalah anak ADHD dapat belajar menjadi lebih baik dan mengelola ADHD mereka dengan perawatan yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H