Hari ini kami mendampatkan tugas Bahasa Indonesia untuk membuat sebuah pidato, kemudian saya bertanya kepada Naufal kira-kira kita akan membuat pidato seperti apa.Â
Kami pun mendapat sebuah ide untuk membuat sebuah pidato tentang keresahan Naufal menjadi seorang anak disabilitas kemudian dia mulai bercerita tentang keresahan-keresahannya ketika harus menjadi anak disabilitas dengan duduk seharian di kursi roda di kesehariannya.Â
Hasilnya sangat luar biasa sebuah pidato yang saya rangkum dari keresahan Naufal selama ini. Begini ini pidatonya yang dia sampaikan di depan kelasnya tadi siang.
Assalamu`alikum wr. Wb
Yang saya hormati ustadz/ustadzah kelas 6B dan teman-teman yang saya cintai
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga kita bisa berkumpul disini.
Teman-teman, memperingati hari disabilitas besok itu, saya teringat kepada diri saya sendiri karena saya seorang anak disabilitas. Teman-teman jadi cacat itu enak lho, kalau tidak percaya coba saja jadi anak cacat. Enaknya seperti kita digendong dan diajak kemana-mana kayak lagunya mbah Surip "Tak gendong kemana-mana", trus apa-apa dilayanin seperti makan disuapi, dimandiin, apa-apa yang mengerjakan bukan kita. Terakhir yang paling adalah kita itu selalu dikasihani padahal kita itu tidak butuh dikasihani lho... tapi kita butuh kasih saying, butuh cinta dan butuh kesempatan.
Kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT karena Allah tidak pernah menciptakan produk gagal tetapi Allah menciptakan sesuatu dengan sempurna sesuai ukuran-Nya dan kita wajib bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT
Saya mohon maaf kalau ada salah kata dari saya dan saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu`alaikum wr. Wb
Sebuah keberanian ketika dia maju di depan kelas dan membacakan pidato ini karena tidak semua orang mampu berdamai dengan keadaannya saat ini tetapi dia mampu melakukannya di saat usianya baru menginjak 11 tahun. Sebuah usaha yang saya kira patut kita apresiasi dan seperti kata Naufal kita patut memberi kesempatan kepada anak disabilitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H