Mohon tunggu...
Ayah Dibyo
Ayah Dibyo Mohon Tunggu... Guru - Bahwa belajar itu bisa dari siapa saja bahkan dari orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya

#Shadowteacher #Praktisipsikologianakberkebutuhankhusus #Hypnoterapis #TrainerNNLP #Praktisipendidikaninklusif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Shadow Teacher: "Tipe-Tipe Penyikapan Orang Tua Terhadap Anaknya yang Berkebutuhan Khusus"

25 September 2019   08:45 Diperbarui: 25 September 2019   08:55 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak adalah anugrah yang pastinya ditunggu-tunggu oleh para orang tua, orang tua pastinya akan berharap kepada Sang Pencipta untuk mendapatkan seorang anak yang tentunnya anak yang sempurna, anak yang terbaik, anak yang diimpi-impikan semua orang tua akan tetapi apa yang terjadi ketika ternyata anak yang diharap-harapkan, anak yang diinginkan tidak seperti yang dipikirkan. 

Sang Pencipta menitipkan anak yang "spesial", anak yang ternyata memiliki hambatan perkembangannya, baik hambatan dalam sosial, kognitif, emosi dan hambatan motorik.

Sepenggalaman saya sebagai seorang Shadow teacher dan sering berinteraksi dengan orang tua wali murid anak berkebutuhan khusus ada beberapa tipe yang dapat saya simpulkan terhadap  penerimaan terhadap buah hatinya memang berbeda-beda. Menurut saya tipe penyikapannya seperti ini:

  • Orang tua yang benar-benar bisa menerima anaknya sepenuhnya bahwa anaknya berkebutuhan khusus (bisa berdamai dengan keadaan)
  • Tipe ada 2 macam juga :
  • Bagi orang tua yang mampu secara finansial mereka akan berusaha mencarikan treatment bagi anaknya sekalipun harus keluar negeri akan di lakukan, mencarikan yang paling terbaik untuk mentreatment sehingga hasilnya nanti bisa maksimal.
  • Bagi orang tua yang tidak mampu secara finansial mereka biasanya akan melakukan treatment kepada anak sebisanya saja. Semampu yang mereka bisa, bahkan saya pernah menemui ada orang tua yang benar-benar mengusahkan untuk anaknya walau hidup harus kekurangan tetapi yang penting kebutuhan anak terpenuhi.

Orang tua dengan penyikapan seperti ini biasanya mau diajak kerjasama untuk kepentingan anak dan mau terlibat terhadap treatment buah hatinya dan tidak cuma mengandalkan terapis atau shadow teachernya saja. Mereka juga mau belajar uuntuk mengetahui apa dan bagaimana kondisi anaknya

  • Orang tua yang dia tahu anaknya berkebutuhan khusus tetapi dia acuh (belum sepenuhnya bisa berdamai dengan keadaan)
  • Ada 2 macam tipe juga:
  • Bagi orang tua yang mempunyai kemampuan finansial mereka memang mencarikan sesuatu yang terbaik bagi anak tapi mereka tidak mau terlibat dan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada terapis atau shadow teacher.
  • Bagi orang tua yang membiarkan anaknya mendapatkan treatment seadanya saja

Tipe orang tua seperti ini biasanya gampang-gampang susah ketika diajak bekerja sama, ada kalanya mau ada kalanya tidak mau karena menganggap mereka sudah mengeluarkan uang saja sudah cukup urusan perkembangan anaknya ya urusan terapis dan shadow teacher

  • Orang tua yang belum bisa berdamai dengan keadaan.
  • Biasanya akan muncul perlakuan seperti :
  • Orang tua yang malu akan keberadaan anaknya
  • Orang tua yang benar-benar mengabaikan keberadaan anaknya
  • Orang tua yang berpikiran yang penting anaknya hidup

Tipe orang tua seperti biasanya merasa malu terhadap keberadaan anak mereka yang berkebutuhan khusus, bahkan ada yang benar-benar cuek yang penting anaknya hidup saja.

Mungkin banyak lagi tipe penerimaan orang tua terhadap anaknya yang berkebutuhan khusus yang belum saya tuliskan atau yang belum saya temui. 

Dari kesekian penerimaan tersebut kita dapat mengetahui bagaimana idealnya orang tua menerima keadaan. Memang kunci dalam menerima keadaan tersebut adalah mau berdamai dengan keadaan yang terjadi, berdamai dengan diri sendiri jika sudah bisa melakukan itu maka kita akan dibukakan hati kita dan berusa semaksimal mungkin untuk kemajuan buah hatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun