Mohon tunggu...
Adi Siswanto
Adi Siswanto Mohon Tunggu... Seniman - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Ayah

30 Oktober 2022   20:43 Diperbarui: 30 Oktober 2022   21:15 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duaaar" Petir memecah lamunanku. Suaranya sangat menggelegar, cahayanya menembus ke kamar. Hati tertekan takut tersambar. Seandainya ada penangkal, mungkin rasa gusar menjelma damai.

Penangkal itu telah pergi dan tak kembali, biasanya sejak kecil sampai dewasa, saya selalu berlindung di dekapan Ayah. Sekarang yang ada hanyalah sisa-sisa kenangan saja. Kenangan ini masih membekas seperti guratan yang sangat dalam.

Setiap kali aku melihat kursi tua itu, aku melihatmu. Setiap kali aku melihat toko itu, aku melihatmu. Setiap kali aku melihat ruangan itu, aku melihatmu. Aku jarang sekali melihatmu tersenyum. Tapi, sekalinya terlihat. Itu sangat indah. Seperti orang tua yang pertama kali melihat bayi pertamanya lahir.

Dalam perjalanan ini, kau ibarat kompas, pedoman arah disaatku tak terarah. Kau ibarat awan, yang menaungiku dari teriknya kehidupan. Sekarang awan itu menjadi hujan yang amat deras.

Kau telah menanggung banyak bebanku, sampai tak sadar bebanmu sudah sebesar bulan. Urat-urat di tanganmu sudah sangat kencang. Pundakmu sudah gemetar karena saratnya beban. Keriput di wajamu sudah sangat jelas.

Kini kau telah pergi, dan itu abadi. Kenangan demi kenangan telah menjelma rindu. Semoga rindu ini sampai kepadamu. Rindu yang kuletakan dalam lukisan, dan rindu yang ku siratkan dalam tulisan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun