Mohon tunggu...
Adisetya PutraBhagaskara
Adisetya PutraBhagaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Melakukan Pengembangan Sentra Batik Melalui Inovasi Canting Batik Cap Berbahan Kertas

18 Januari 2024   23:20 Diperbarui: 18 Januari 2024   23:26 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Adisetya Putra Bhagaskara

MOJOKERTO - Mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya yang tengah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, memberikan inovasi batik cap berbahan kertas kepada ibu-ibu pengrajin batik di Desa Gondang, Kabupaten Mojokerto dengan tujuan mengembangkan sentra batik melalui canting cap untuk batik berbahan kertas, Rabu (17/1/2024). Sosialisasi ini merupakan salah satu program dari Pengabdian Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Desa Gondang.

Seni batik, sebagai warisan budaya Indonesia, terus berkembang melalui inovasi teknologi. Salah satu terobosan terbaru yang menarik perhatian adalah penggunaan canting batik cap berbahan kertas dalam pengembangan sentra batik. Inovasi ini tidak hanya memberikan aspek artistik yang baru, tetapi juga mengubah cara tradisional pembuatan batik.

Canting batik cap berbahan kertas, meskipun berbeda dari versi konvensional tembaga, membawa potensi baru untuk sentra batik. Kelebihannya terletak pada kemudahan penggunaan dan biaya produksi yang lebih terjangkau. Dalam prosesnya, canting berbahan kertas menghadirkan presisi tinggi dalam menciptakan pola-pola rumit tanpa mengurangi keaslian seni batik.

Menurut Ibu Ismi salah satu pengrajin batik di Desa Gondang, pengembangan sentra batik melalui inovasi canting batik cap berbahan kertas menjadi langkah signifikan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Pengrajin batik dapat dengan cepat mengadopsi teknologi ini, membuka pintu bagi kreativitas yang lebih luas dan memperluas pangsa pasar batik.

Ibu Ninik menilai program sosialisasi ini dapat memberdayakan masyarakat, terutama ibu-ibu pengrajin melalui pemberdayaan limbah kertas. Ia berharap program tersebut dapat dilakukan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat

Seiring dengan semangat inovasi ini, sentra batik yang dulu kental dengan tradisi kini menghadapi masa depan yang lebih modern. Dengan memadukan nilai-nilai lama dan teknologi baru, Indonesia terus menjelma sebagai pusat kekayaan budaya dan seni, memancarkan daya tariknya melalui kemajuan dan inovasi dalam dunia batik yang tak pernah berhenti berkembang.

"Kami berharap pelatihan ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu – ibu pengerajin batik dan memperoleh keterampilan baru untuk memanfaatkan limbah kertas bekas menjadi canting batik cap, serta menjadikan produk tersebut sebagai canting cap yang dapat digunakan warga desa untuk menambah jumlah produksi batik mereka" ucap Ibu Ninik sekretaris PKK Desa Gondang, Mojokerto.

#KitaUNTAGSurabaya 

#UntukIndonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun