Mohon tunggu...
Adisena Rizky
Adisena Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semuanya, saya Sena Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki ketertarikan dalam menulis atau jurnalistik dan juga mengelola konten media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Pejuang Rupiah demi Gelar Sarjana

29 November 2023   17:13 Diperbarui: 1 Desember 2023   16:46 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Sosok seorang Tarman yang sedang istirahat selagi menunggu pelanggan/dokpri

Ayah merupakan sosok kepala keluarga pada setiap rumah tangga. Beban dan tanggung jawabnya sangatlah besar, tidak hanyak untuk menghidupi dirinya melainkan juga bagi keluarganya. Perjuangan seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga dapat dijadikan kisah insipratif oleh kita. Terik siang dan panas tidak menjadikan penghalang dalam mengais rezeki demi keluarganya.

Tarman  (46) beliau merupakan tukang becak sekaligus porter yang bekerja di Kawasan Malioboro hampir 12 tahun. Beliau menuturkan “sudah hampir 12 tahun saya bekerja di sini, mulai dari pukul 6 pagi saya sudah bersiap sampai nanti pukul 8 atau 9 malam saya baru pulang”, ujar Tarman. Beliau juga bercerita bahwa pernah mengalami pada saat pendemi Covid-19 lalu penghasilannya menurun dan bahkan tidak bisa terima uang sama sekali karena dilakukan lockdown.

Penghasilan yang diterima oleh tarman terkadang jumlahnya tidak menentu, kadang saat liburan dan permintaan tinggi bisa jadi mendapat banyak namun juga kadang tidak memunginkan juga tidak terima sepeserpun. Beliau berkata “kadang ya gini, keadaan lagi ramai tapi permintaannya sedikit belum juga banyaknya tukan becak lain juga yang menawarkan hal yang sama sehingga kadang berebut satu dengan yang lainnya”, ujarnya. Penghasilannya yang tidak menentu ini merupakan salah satu yang jadi semangat beliau dalam menjalani pekerjaannya, sebab ia memiliki cita-cita yaitu menyekolahkan anaknya hingga lulus sarjana.

Beliau menuturkan, “ saya akan melakukan apa saja yang penting anak saya sekolah, tidak boleh putus, dan yang jelas saya bisa bangga ketika anak saya nanti bisa lulus menjadi sarjana”, ujarnya. Semangatnya yang tinggi merupakan hal yang dapat kita contoh selaku generasi muda untuk tidak menyerah dan memiliki sifat yang pantang menyerah serta daya juang yang tinggi. Kisah insiratif inilah yang menjadi cerita bahwa seorang ayah yang menjadi kepala keluarga tidak akan menyerah dan melakukan tanggung jawabnya dengan segala pengorbanannya terutama anaknya.

Kisah Tarman ini menjadi acuan bagi laki-laki yang ada di luar sana masih merasakan malas-malasan bahkan putus asa, hal ini merupakan sentilan bagi kita semua betapa kerja keras untuk mengeyam mendapatkan kehidupan yang layak itu perlu diperjuangkan tanpa terkecuali. Bekerja dan memiliki daya juang tinggi bukan hanya suatu hal biasa saja melainkan juga hal dasar yang wajib dimiliki kita semua, oleh karenanya kisah ini dapat dijadikan contoh yang menginspiratif kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun