Mohon tunggu...
Adi Sakdullah
Adi Sakdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perceraian Keluarga dalam Pendidikan Kewarganegaraan

26 Juni 2024   22:28 Diperbarui: 26 Juni 2024   22:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perceraian: Penyebab, Dampak, dan Upaya Penyelesaian

  • Pendahuluan

Perceraian adalah proses hukum yang mengakhiri ikatan pernikahan antara dua individu. Perceraian sering kita dengar di mana-mana, bahkan banyak media sosial membahas tentang perceraian. Banyak kasus perceraian di lingkup dunia para artis seperti berita yang hangat kemaren terjadi pada youtuber terkenal Ria Ricis. Kenapa mereka bisa berpisah?,  melihat pada awal mereka menikah kita menyangka meraka adalah pasangan yang romantis. Kita ketahui perceraian iyalah suatu hal yang menyakitkan dari sebelah pihak, banyak dampak-dampak yang dihasilkan oleh perceraian. Bahkan di lingkup agama perceraian iya lah perilaku yang sangat buruk. Apakah bisa membenahi kehidupan keluarga tanpa harus bercerai !, suatu kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Penulis akan membahas tentang "Penyebab, Dampak, dan Upaya Penyelesaian" dalam perceraian, tetapi kita akan membahas secara global dalam artian tidak personal.

  • Penyebab Perceraian

Kebanyakan kita beranggap perceraian itu disebabkan pernikahan dini, tapi itu bukanlah kebenaran mutlak akan tetapi disebabkan indivindu dari pasangan tersebut, dan sering terjadinya hal tersebut ketikan pasangan terlalu muda, karena minimnya wawasan mengenai berintraksi sesama sosial.

Keluarga itu ibarat organisi atau sebuah lembaga ada keluarga yang menerapkan sistem demokrasi dan ada yang menerapkan sistem monarki. Seperti yang dikatakan Harold J. Laski "tujuan negara adalah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal", itulah tujuan kita menikah untuk mencapai keterkabulannya keinginan.

Dalam keluarga kita bisa menggambarkan nya seperti pada pemerintahan suatu negara. Dan harus kita ketahui sistim dalam keluarga dan negara itu hampir sama yakni: monarki dan demokrasi. Ketika keluarga tersebut memakai sistem monarki maka ayah itu sebagai raja, ibu sebagai mentri, dan anak sebagai masyarakatnya. Begitu pula ketika keluarga tersebut menerapkan sistim demokrasi maka ayah menjadi pemimpin, ibu menjadi pengelola, dan anak menjadi masyarakatnya.

Keta pasti kita bertanya-tanya, mengapa orang yang menikah itu tinggal nya satu rumah dengan pasangannya. Bukan hanya karena untuk sekedar berduan atau ketika bercumbu tidak kelihatan orang. Akan tetapi perlu diketahui Roger H Soltau berkata "Negara adalah sebagai alat agency atau wewenang atau authority yang mengatur dan mengendalikanpersoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat". Jadi rumah itu ibarat wilayah kekuasaan, dan bergerombolnya di suatu wilayah itu di namakan bernegara. Jadi kenapa orang yang menikah itu tinggal nya satu rumah dengan pasangannya, karena untuk mengatur dan mengendalikan persoalan-persoalan atas nama keluarga.

 Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan perpisahan atau perceraian, beberapa di antaranya adalah:

1. Komunikasi yang Buruk: Manuel Castells dalam The Power of Identity : "The Information Age, Economy, Society, and Cultural (2010)", menyebut bahwa identitas merupakan sumber makna kedirian yang didapatkan oleh individu setelah melakukan proses internalisasi nilai dari suatu kelompok tertentu. Sehingga identitas sangat berkaitan dengan dua hal: Interaksi dan Identifikasi intraksi ini juga disebut dengan komunikasi.

Kurangnya komunikasi yang efektif antara pasangan sering kali menjadi pemicu utama perceraian. Kebanyakan dalam kasus perceraian itu disebabkan karena kurang nya komunikasi dalam keluarga. Kurangnya transparasi itu juga menjadi sebab komunikasi menjadi buruk,  Ketidakmampuan untuk mendengarkan dan memahami satu sama lain dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik yang berkelanjutan.

Dalam kenyataannya diantara bisa terjadi buruknya koneksi, seperti kasus perselingkuhan antara suami dan istri tidak transparasi terhadap keluarganya, dan koneksi yang buruk bisa berdampak perselingkuhan.

2. Tidak berpartisipasi pada kewajiban dan selalu meminta hak nya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun