"Wah untungnya"
"Idola ulun (saya)"
"Panutan"
"Wih mantap nah"
"Titip salam untuk Pak Dr Fahruddin Faiz!"
"Widiw"
"Mantap nah kuliahnya"
Kutipan-kutipan di atas adalah japrian teman-teman saya via WhatsApp ketika melihat status WA saya. Â Japrian itu beralasan karena melihat foto saya bersama seorang menjadi idola banyak orang. Ya Dr. Fahrudin Faiz.Â
Pada Jumat 05 Januari 2024 saya ikut masuk kuliah di kelas sebelah mata kuliah Filsafat Ilmu-Ilmu Keislaman. Ini berawal dari jadwal kelas saya dan teman-teman yang seyogyanya bersamaan dengan jadwal di atas tetapi diatur ulang. Sehingga daripada tidak ada yang dikerjakan kalau saya hanya diam di asrama, lebih baik saya izin untuk bisa masuk di lokal kelas sebelah yang sebenarnya juga teman-teman sesama penerima beasiswa S3 oleh BAZNAS Republik Indonesia untuk berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dr. Fahrudin Faiz bagi sebagian orang banyak dikenal dengan dosen, ustadz dan juga filosof yang kerap tampil di youtube dengan "Ngaji Filsafat" dan digandrungi oleh banyak anak muda bahkan sampai orang tua.
Kendati sudah ketiga kalinya saya ke Jogja sesuai dengan blocking perkuliahan yang terjadawalkan oleh pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, namun baru kali ini saya berkesempatan untuk ingin hadir langsung dalam kajian beliau. Kajian yang biasanya diadakan di Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta pada Rabu malam tanggal 3 Januari itu gagal saya hadiri karena cuaca hujan, alhamdulillah saya berkesematan untuk hadir dalam ruang perkuliahan walaupun harus numpang dengan kelas sebelah.
Menarik ketika sepeda pancal Polygon Priemier produksi tahun 1995- yang selama ini menemani saya kuliah dan membersamai saya untuk keliling-keliling Kota Yogyakarta- memasuki area kampus tepatnya depan gedung pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan saya parkir pada tempat biasa yaitu di bawah pohon mangga Kiojay. Mata saya tertuju pada pohon mangga Kiojay lainnya, seorang lelaki paruh baya menggunakan sepeda motor matik dengan masih mengenakan helm, berbaju kemeja biru muda celana gelap turun memarkir sepeda motornya. "Sepertinya ini Pak Faiz" gumam saya dalam hati sambil saya perlambat proses menggembok sepeda saya. Sejurus kemudian ada yang mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan beliau. "Bagaimana kabarnya pak, sehat" katanya menyapa. "Alhamdulillah sehat"katanya. Segera saya temui juga sambil mengulurkan tangan dan menjabat tangan beliau. "Tidak salah lagi, ini Dr. Fahrudin Faiz itu" sahutku mantap dalam hati.
Kubuntuti beliau di belakang sambil memasuki gedung pascasarjana dan menelusuri koridor menuju ruang perkuliahan sambil saya sapa untuk minta izin mengikuti perkuliahan.Â
Dr.Fahruddin Faiz mengawali perkuliahan ini dengan Perangkat Pengetahuan Manusia yang terdiri dari 1) Panca-Indera 2) Akal 3) Naluri/instink 4)Nurani 5) Intuisi 6)Imajinasi. Pak Faiz panggilan akrab beliau menguraikan satu persatu perangkat pengetahuan di atas sambil dikait-kaitkan dengan pengetahuan lainnya. Â Misal kepada pandangan kita terhadap teguran Allah baik berupa ujian maupun nikmat yang selama ini Allah berikan kepada kita dan itu merupakan sapaan untuk kita agar kita lebih dekat dengan Allah. Jangan sampai bahwa nikmat yang diberikan oleh Allah ke kita sebagai istidraj. Begitu pula ketika ada sinyal-sinyal kebaikan atau bisikan hati mengarah kepada ketakwaan, maka langsung sambut dan respon sinyal itu dengan melakukan kebaikan itu semampu kita.
Pak Faiz juga menerangkan tentang 3 macam hati, yaitu satu qalbun salim berisi mutmainnah yang membawa kepada kebaikan , kedua qalbun marid yang berisi lawwamah yang selalu menentangkan keinginan mengerjakan anatara baik dan buruk, sedangkan mulhamah angan-angan seperti penyesalan ketika tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya dilarang oleh agama dan ketiga adalah qalbun mayyit yang berisi ammarah, hati yang penuh dengan ammarah adalah hati yang busuk, hati yang melihat segala keburukan orang dan lain dan senang ketika keburukan tersebut menimpa seseorang, hati yang ingin menebarkan kebencian.
Selanjutnya Pak Faiz juga menerangkan bahwa dalam hati kita ada 3 macam bisikan/suara, yaitu:
- 1. Mengajak kepada dosa. Ini berasal dari bisikan setan.
- 2. Mengajak kepada kesenangan dan kenikmatan. Ajakan yang dibawa oleh nafsu
- 3. Mengajak kepada kebenaran. Ini adalah murni dari Allah SWT. Sehingga kalau ada arahan hati kepada kebaikan maka responlah ajakan itu karena itu merupakan ajakan dari Allah.
Terakhir Pak Faiz menerangkan tahapan-tahapan membersihkan hati dimulai dari:
- 1. Inventarisir dosa-dosa kita
- 2. Cari hal-hal yang melalaikan kita dari Allah agar bisa kita hindari
- 3. Latihan tidak terikat kepada hal-hal duniawi selain hanya kepada Allah, seperti anak dan harta. Bukan berarti kita tidak perlu harta dan anak tetapi jangan sampai kita ketergantungan dengan hal-hal yang lain selain Allah.
- 4. Mengalahkan ego kita/mengalahkan diri kita sendiri.
- 5. Diri kita hanya untuk Allah.
Demikian beberapa catatan yang bisa saya tangkap dari perkuliahan dengan Pak Faiz selama kurang lebih 2,5 jam. Semoga bermanfaat bagi saya dan yang menyimak tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H