Namun melihat kondisi Indonesia di mana para pejabat kerap melakukan korupsi, penyalahgunaan wewenang, hingga tambang liar yang terjadi di suku pedalaman. Apakah kita harus menjadi penerus untuk upaya bejat seperti ini? Lantas jika menjadi generasi penerus, generasi yang mana yang sebaiknya kita teruskan perjuangannya? Tentu saja kita tidak ingin menjadi penerus dari generasi yang berperilaku buruk.
Banyak pemuda yang menyuarakan untuk menjadi generasi pelurus. Katanya generasi pelurus itu bisa meluruskan kesalahan yang dilakukan generasi sebelumnya.
Agung melanjutkan, bahwa generasi pelurus adalah generasi yang meluruskan dan menimbang kembali apakah suatu program dapat dilanjutkan. Karena generasi pelurus ini adalah generasi yang suka melihat peluang dan juga kesempatan. Bahkan tak jarang mereka berinovasi menciptakan hal baru demi memajukan peradaban.
Kecanggihan teknologi dan berkembang nya ilmu pengetahuan adalah wujud dari generasi pelurus. Mereka berusaha menjadikan Indonesia tidak ketinggalan zaman agar tidak dicap bodoh seperti pada masa penjajahan dulu. Sang penerus mungkin hanya akan meneruskan sistem yang ada, namun sang pelurus akan membuat inovasi baru yang lebih praktis dan efektif.
Adapun salah satu tokoh pemuda pelurus dari Indonesia yang membanggakan adalah Khoirul Anwar. Ia menyelesaikan studi doktoralnya di Nara Institute of Science and Technology, Jepang pada tahun 2008. Ia mengerjakan konsep dasar dengan dua Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan, yang dipakai dalam 4G uplink.Â
Karena teknik ini, ia mendapat penghargaan dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006 di California. Selain bermanfaat bagi orang lain dan dapat memajukan peradaban, hal ini juga mengharumkan nama bangsa.
Sebagai pemuda yang masih belum tahu harus jadi apa kedepannya, hal seperti ini tentu saja berat untuk diikuti. Namun ada beberapa tips mudah yang dikemukakan oleh dua narasumber kali ini.
"Sebagai harapan bangsa, yang semestinya dilakukan adalah adaptif dan dinamis melihat peluang karena zaman terus berkembang. Di zaman sekarang, orang lain tidak bisa selalu menyuapi kita, maka kita harus mengejar apa yang kita inginkan. Dengan begitu pemuda bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kondisinya. Karena pemuda adalah harapan bangsa untuk meneruskan estafet kepemimpinan di tanah air ini," ujar Agung Junazil Rukmana
"Generasi muda sebagai harapan bangsa, mereka harus punya keinginan untuk menemukan potensi mereka sehingga mereka bisa berkontribusi dengan apa yang mereka lakukan. Kedua adalah mereka harus sadar bahwa potensi itu harus dibagi dengan adab yang baik. Moral itu tidak bisa disepelekan. Karena banyak orang yang pintar, memiliki akal, kreatif, hingga berprestasi tapi minim adabnya sehingga mereka hanya melakukan apa yang mereka inginkan tanpa memikirkan dampak dan pengaruhnya untuk orang lain," papar Solahudin Al-Ayubi, founder @languagecommunity serta peserta IISMA Glasgow University, UK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H