Assalmualikum wr.wb
Salam sejahtera untuk kita semua yang dimana masih di kasih kesempatan untuk tetap beraktivitas seperti biasa.
Saya akan mempaparkan sedikit materi yang udah saya tangkap pada hari kemarin, yaitu tentang aliran perenialisme dalam filsafat pendidikan Perenialisme berasal dari kata "perenial" yang berarti abadi, kekal.Â
Jika di dalam filsafat pendidikan perenialisme ini mengungkapkan bahwa pendidikan sebagai suatu jalan kembali atau proses pengembalian manusia pada masa lampau.Â
Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekan perubahan dan suatu yang baru.
Baca juga : Filsafat sebagai Way of Life
Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah jalan mundur ke belakang dengan mengunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kokoh.
Perenialisme memendang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertemngahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang.Â
Sikap ini bukankah nostalgias (rindu atas hal-hal yang sudah lampau semata-mata) tetapi telah berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna bagi abad sekarang.Â
Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah jalan mundur ke belakang dengan mengunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kokoh.
Jadi sikap untuk kembali kemasa lampau itu merupakan konsep bagi perenialisme dimana pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.
Baca juga : Filsafat Keindahan Kant, Hegel, Adorno
Kelebihan Dan Kelemahan Aliranperenialisme
Kelebihan
a.. Perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan abad pertengahan. Dalam pandangan perenialisme pendidikan lebih banyak mengarahkan perhatianya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tanguh.
b. Kurikulum menekankan pada perkembangan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi terpelajar menjadi kultural, para siswa harus berhadapan pada bidang-bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik dan paling signifikan yang diciptakan oleh manusia.
Kelemahan
a. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut,kebenaran universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Perenialisme kurang menerima adanya perubahan-perubahan, karena menurut mereka perubahan-perubahan menurut mereka banyak menimbulkan kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosiokultural.
Baca juga : Filsafat Ketuhanan Dihadapkan pada Pemahaman Kebertuhanan dalam Teologi
Tokoh Aliran perenialusme dalam filsafat pendidikan
* Robert Maynard Hutchins
Robert M. Hutchins seorang tokoh yang hidup pada masa 1899-1977. Dan mengemukakan pendapatnya bahwa "Pendidikan mengimplikasikan pengajaran.Pengajaran mengimplikasikan pengetahuan.Pengetahuan dalah kebenaran.Â
Kebenaran di mana pun dan kapan pun adalah sama. Karena itu kapan pun dan di mana pun pendidikan adalah sama". Selain itu pendidikan dipandang sebagai suatu persiapan untuk hidup, bukan hidup itu sendiri.Â
Tujuan aliran ini menurutnya tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke arah kematangan. Matang dalam artian hidup akalnya. Jadi akal inilah yang perlu mndapat tuntunan, sekolah rendah memberikan pendidikan dan pengetahuan serba dasar.Â
Dengan pengetahuan tradisional seperti membaca, menulis, dan berhitung, peserta didik memperoleh dasar penting bagi pengetahuan yang lain. Dan pendidikan yang ideal menurutnya adalah pendidikan yang mengembangkan daya intelektual.
* Ortimer Adler
Ortimer Adler adalah seorang tokoh yang hidup dari tahun 1902-2001. Dan mempunyai pandangan bahwa manusia adalah makhluk rasional yang memiliki kemampuan intelektual yang tampak dalam kapasitasnya sebagai subjek yang aktif dan dapat melakukan tindakan-tindakan sendiri seperti membaca, Â menulis, berbicara, mendengarkan, dan serta berfikir.
Semoga bermamfaat
Wallahulmuwafieq Illa Aqwamiet Thorieq.
Wassalamulaikum wr.wb
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI