Standar Ganda Organisasi Internasional FIFA, UEFA, dan Greenpeace dalam menanggapi masalah Rusia Ukraina?
Organisasi internasional identik dengan adanya kerjasama antar negara dalam setiap kegiatannya. Dalam beberapa waktu setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina cukup banyak organisasi internasional yang turut menyuarakan suara mereka, ada yang jelas-jelas menolak dan mendukung invasi tersebut.Â
Namun kali ini kita akan lebih membahas terhadap organisasi internasional yang pada dasarnya dulu merupakan organisasi yang netral terhadap urusan geo politik akan tetapi kini mulai turut menyuarakan permasalahan yang sedang marak terjadi berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam beberapa waktu belakangan kita cukup melihat banyaknya kekecewaan dari masyarakat dunia terhadap adanya standar ganda dari beberapa organisasi internasional dalam menanggapi permasalahan perang lebih tepatnya menyoal kemanusiaan. Kita sebut saja beberapa diantaranya ada FIFA, UEFA, dan yang baru-baru ini sedang hangat dibicarakan adalah Greenpeace.
Semenjak invasinya kepada Ukraina, Rusia lewat federasi sepak bolanya mendapatkan sanksi dari lembaga tertinggi olahraga paling populer yakni FIFA.Â
Bersamaan dengan FIFA, UEFA juga turut memberikan sanksi berupa larangan seluruh elemen sepakbola Rusia baik timnas maupun klub untuk bertanding di kompetisi yang berada di bawah naungan 2 federasi tersebut. Hal tersebut otomatis membuat tim Spartak Moscow misalnya, harus gugur dari fase 16 besar kompetisi Europa League. Bahkan orang-orang yang dianggap memiliki hubungan dekat dengan Vladimir Putin, pemimpin tertinggi di Rusia, juga mendapat desakan untuk hengkang dari dunia sepakbola.
Selain itu hal serupa juga terjadi kepada Roman Abramovich, seorang miliarder Rusia serta seorang oligarki Rusia sekaligus pemilik klub sepak bola Chelsea yang harus rela melepas hak kepemilikannya tersebut. Taipan yang menjadi pemilik the blues sejak 2003 tersebut didesak oleh otoritas Inggris yang cenderung memutuskan semua hubungan dengan Rusia.
Selain itu timnas Polandia, bersikap menolak bertanding dalam playoff kualifikasi Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Rusia bulan Maret ini. Swedia, Ceko, dilanjut timnas Inggris juga menolak melawan timnas Rusia di berbagai ajang. UEFA juga menghentikan kerja sama mereka dengan Gazprom sebagai salah satu sponsor mereka.
Dengan adanya sikap-sikap tersebut muncul banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang timbul dimasyarakat tentang standar ganda yang ada pada organisasi tersebut. Masyarakat seakan mempertanyakan kebijakan standar ganda UEFA dan FIFA yang berani menghukum Rusia, namun tidak mampu melakukan hal sama terhadap Israel yang membombardir Palestina maupun Amerika Serikat ketika menyerang Iraq.
Bahkan beberapa contoh kasus pernah mencuat termasuk saat para penggemar Celtic mencoba memberikan dukungan untuk Palestina, namun justru mereka yang terkena hukuman. UEFA tak segan menjatuhkan denda sebesar 145 juta rupiah kepada Celtic atas tindakan suporternya tersebut yang dilakukan pada Agustus 2016 silam.Â