Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Lemuria dan Aramaik dalam Morfologi Perjalanan Budaya, Bahasa, dan Agama

19 Desember 2023   00:32 Diperbarui: 19 Desember 2023   00:55 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Carvansahr atau caravansary secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta kata Carvan/ Karvan di Indonesia disebut Karavan, yang berarti Rombongan yang melakukan Pawai dengan berjalan kaki, menunggangi hewan seperti Kuda, Sapi, Gajah dengan atau tanpa alat seperti kendaraan. ini mengingatkan kita pada kontes balapan sapi di Pulau Madura yang disebut Karapan Sapi, atau Kereta Kuda yang disebut Andong atau Delman sebagai kendaraan Indonesia di masa Lampau.

Keberadaan Situs The Izadkhast caravanserai (early 17th century), Fars Province, Iran, tidak lantas dijadikan sebagai tolak ukur bahwa perjalanan konvoi baru dilakukan di abad tersebut, Penulis merujuk peninggalan arkeologi tersebut lebih kepada suatu pertanda keberadaan bahwa budaya perjalanan dimasa lampau tidak mesti sama dan pernah dilakukan oleh manusia pada abad sebelumnya, semisal riwayat perjalanan Dhamma Sidharta Gautama, Perjalanan Huangdi pembawa ajaran konfusianisme dan Arung Samudera dan ngaprak jagad yang dilakukan oleh bangsa Lemuria di Sundaland yang dianggap sebagai mitos oleh bangsa barat karena jejak informasi perjalanan yang padam.

Caravanserai (Persia: , ), adalah varian kata majemuk Persia yang menggabungkan krvnsary: diromanisasi "karavan" dengan -sary "istana", "bangunan dengan pelataran tertutup". bangunan tersebut memiliki nama yang berbeda-beda tergantung pada wilayah, dialek dan bahasa setempat seperti caravansara, caravanseray, caravansaray, caravansary yang merujuk tempat singgah sementara berupa penginapan.

Karavanserai merupakan hal umum dan tidak hanya terdapat di lajur Jalur Sutra, hal serupa juga dapat ditemukan di sepanjang Kekaisaran Achaemenid's, Bengal Subah dan Delhi, khususnya di wilayah Anak benua India di Grand Trunk Road Karavan-karavan perkotaan penting lainnya dibangun di sepanjang. Perkembangan dan perubahan trend bangunan sangat memungkinkan terjadi dari waktu ke waktu, karena perlintasan epik seperti jalur sutra berjalan dalam jangka waktu yang cukup lama. 

Bangunan Karvanserai tua dapat ditemukan dalam Lajur perniagaan kuno, proses terjadinya asimilasi, akulturasi, konvertism, inkultural hampir dapat ditemui dalam setiap kata dalam bahasa di sepanjang lajur perniagaan kuno dari Asia hingga Timur Tengah.

Lajur inilah yang menjadi Persebaran Budaya yang merefleksikan perjalanan umat manusia dari negeri satu ke negeri lainnya selama berabad-abad sehingga sebaran budaya dan produk menjadi peninggalan Arkeologi yang beragam berupa fisik dan metafisik seperti benda dan non-kebendaan.

Pengasinan sebagai sumber peninggalan sejarah cara purba dalam pengawetan makanan, tradisi Menong kaum Gajah (Besar) meninggalkan jejak sejarah pada sungai Mekong, Mekong jika diterjemahkan berarti Fermentasi, proses fermentasi seperti susu menjadi yoghurt, singkong menjadi tape/peuyeum, sawi segar menjadi sawi Asin. yang mendekati proses perujukan pembendaharaan stok makanan yang ditemukan sepanjang perjalanan suatu bangsa yang sangat mengenal alam sebagai sumber makanan seperti buah dan sayur mayur (lalap). 

Kota Yaffa di Palestina di sebut Java dalam bahasa Indonesia diartikan Jawa. sejarah Pelabelan penggantian Aksara huruf Y melengkapi penulisan dengan Penyebutan J pada lisan Barat. Padahal jika merujuk ke Pulau Java/Jawa terletak di Indonesia, Penulis mencoba merujuk pada pembangunan Masjid Kudus atau Masjid Al Quds di Kediri Jawa Timur yang didirikan oleh Ja'far Shidiq yang berasal dari Timur Tengah, similaris pelafalan seperti nama Masjid yang terletak di Jerussalem Palestina Masjidil Aqsha/Alquds.

Kemudian Bangsa Lemuria yang tercatat pada Naskah Kuno riwayat serat centhini dan penemuan peninggalan Arkeologi Candi Bawah Laut di Papua Barat, serta memvalidasi legenda melelehnya Gunung-gunung Es pada Zaman Es purba yang merendam Atlantis dan Sundaland menjadi Laut yang kini disebut sebagai Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, riwayat ini juga ditemukan pada cerita keagamaan yang dikaitkan dengan Banjir dan bahtera Nuh hingga terbawa ke Tigris dan Nil. 

Keberadaan Pulau Kalimantan yang populer di sebut dengan Borneo Land, dari kata "Born" berarti Lahir dan "Neo" / New berarti Baru, Borneo Land diartikan sebagai "Tanah Kelahiran Baru". Jejak Ajaran leluhur Kapitayan memiliki sebaran yang cukup Luas dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua, yang dapat ditemukan pada kepercayaan Parmalim, Kejawen, Sunda wiwitan, Dayak, Lagaligo, Asmat dengan ciri Burung Cendrawasih (the bird from Paradise)

Kita dapat dengan mudah menemukan simbol dan corak yang terdapat pada produk budaya

Atau Nativism terkait nama berdasarkan silsilah keluarga (Marga/fam) Yudaism, kemudian Aksara yang memiliki garis lengkung dinamis pada penulisan aksara dalam teks kuno yang serupa dengan gaya penulisan aksara bangsa-bangsa di Asia dan Timur Tengah. dan Tampilan Aksara Kuno mirip Aksara Bangsa Aramaik yang dinyatakan para Orientalism sebagai bahasa yang dipergunakan oleh Nabi Nuh, Ibrahim, hingga Isa Al-Masih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun