Runtuhnya Dinasti Sholo di Negeri Nusa
Di Negeri Nusa Dinasti Sholo telah berkuasa selama berabad-abad. Pemimpin dinasti tersebut bernama Cuplis, adalah seorang tiran yang kejam dan korup. Ia menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri dan keluarganya, serta menindas rakyat.
Cuplis memiliki seorang putra bernama Chulun. Chulun adalah seorang pemuda yang ambisius dan rakus. Ia ingin menggantikan ayahnya sebagai penguasa Negeri Nusa.
Cuplis dan Chulun mulai merencanakan konspirasi politik untuk memastikan kekuasaan Dinasti Sholo berlanjut. Mereka merancang ketentuan hukum yang rumit, memastikan penerusan kekuasaan Dinasti Sholo tanpa hambatan.
Untuk memperkuat kekayaan dinasti, Cuplis dan Chulun menjadikan utang sebagai kunci dan warisan generasi. Mereka meminjam uang dari luar negeri dalam jumlah yang besar, membebani rakyat dengan beban finansial yang tak terbayangkan. Selain itu, mereka menyembunyikan hasil korupsi keuangan negara di luar negeri, mengamankan aset-aset tersebut untuk menghindari pengungkapan kejahatan mereka.
Rakyat Nusa menjadi saksi bisu dari penindasan ini, namun pada akhirnya, kebijakan buruk Dinasti Sholo pun terungkap.
Kebijakan korup Cuplis sebagai penguasa menjadi bahan pembicaraan di seluruh negeri, menjadi tolak ukur kejahatan dalam tatanan dan keuangan negara. Rakyat yang telah lama hidup dalam bayang-bayang ketidakadilan, akhirnya bersatu melawan tirani Cuplis.
Gerakan Rakyat muncul sebagai kekuatan yang tidak bisa dihentikan, menuntut keadilan dan perubahan. Gerakan Rakyat dipimpin oleh seorang pemuda bernama Panca, yang memiliki jiwa pemberani dan adil.
Panca dan Gerakan Rakyat mulai melancarkan aksi protes dan perlawanan. Mereka menyerukan rakyat untuk turun ke jalan dan menuntut pengunduran diri Cuplis dan Chulun.
Aksi protes dan perlawanan rakyat semakin membesar pembakaran dan penjarahan para oligarki pendukung Cuplis pun menjadi sasaran. Chulun, yang didukung ayahnya untuk duduk di puncak kekuasaan, setiap langkah chulun berada dimanapun dirinya dikejar dan dilempari batu oleh massa di mana pun ia berinteraksi kepada Rakyat. Cuplis sang pemimpin yang dulu begitu perkasa, kini menjadi patah arang yang tidak lagi mampu berdiri tegak.
Cuplis dan Chulun mulai panik. Mereka mencoba untuk membubarkan Gerakan Rakyat dengan kekerasan dengan pasukan bersenjata, namun aksi tersebut justru semakin membakar semangat rakyat melakukan perlawanan.