Informasi dan Transformasi sosial kini menjadi suatu kebutuhan yang menarik bagi banyak orang untuk dapat mengakses segala keperluan dan kebutuhan guna memenuhi kelengkapan-kelengkapan hidup.
Mengukur seberapa kuat informasi dapat mempengaruhi transformasi sosial dalam masyarakat, khususnya tentang hal yang menyangkut kepentingan menjangkau banyak orang dengan beragam kalangan untuk dapat mencapai tujuannya.
Suatu sejarah tentang Agitasi dan Propaganda sudah dilakukan oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, pemenuhan transformasi sosial dan kebutuhan informasi untuk dapat tersebar dikhalayak menjadi parameter hingga saat ini, Pelontaran informasi dilakukan untuk target dan capaian mempopulerkan hal yang dianggap perlu untuk disebar luaskan, Branding dalam bentuk promosi iklan misalnya, baik melalui media cetak maupun media elektronik, dan semua hal yang dapat menjangkau output yang diharapkan dan diinginkan.
Dalam dunia politik misalnya, informasi menjadi proses percepatan penyampaian pesan terhadap sasaran yang dituju, yang dapat diposisikan dalam banyak arah, seperti pelemparan issue, pencitraan publik hingga proses serangan politik melalui jejaring sosial media, hal ini menjadi semakin populer semenjak dunia digital berkembang secara pesat.
Rekonstruksi informasi .dikemas sedemikian rupa agar menarik merepresentasikan semacam produk baik itu penyediaan produk, komoditas atau sekedar berita semata. Yang ditujukan untuk menarik minat dan mempengaruhi pikiran banyak orang.sehinggs terbentuk persepsi yang ditangkap menjadi perseptual terhadap informasi yang diberikan.
Dalam perkembangan teori Proxy war bahwa penguasaan informasi menjadi genre tersendiri dalam progresifitas infiltrasi muatan kepentingan, hampir Agen Spionase di beberapa negara menempatkan para analis medis untuk membentuk bidang informatika dalam hal kajian akademis tentang rumusan perkembangan informasi dunia.
Disisi lain terlepas peranan informasi menjadi alat untuk pelepasan maksud dan tujuan yang berorientasi kepada target dan sasaran maksudnya adalah untuk mengkondisikan banyak pikiran terkonsentrasi pada satu titik. untuk menjadi Epicentrum yang memiliki daya magnet dan ledakan multi perseptual, menjadi lebih terkendali sebagai ledakan oleh pengatur issue, meskipun bukan sebagai sesuatu yang baik bagi keamanan dan kenyamanan psikologis massa yang akan cenderung memantik transformasi sosial ke arah brutalitas dan ekstrimisasi pada sudut pandang negatifnya.
Dengan demikian Informasi dapat menjadi alat Transformasi Sosial yang memiliki dua sisi positif dan negatif, bergantung pada klasterisasi penggolongan tingkat intelektual masyarakat yang menerima sumber informasi sebagai respondingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H