"Hanya ada empat cara di mana kelompok penguasa bisa jatuh dari kekuasaan. Entah itu ditaklukkan dari luar, atau memerintah dengan sangat tidak efisien massa diaduk untuk memberontak, atau memungkinkan munculnya kekuatan Kelompok Tengah yang tidak puas atau kehilangan kepercayaan dirinya sendiri dan kesediaan untuk memerintah".
"Sebuah kelas penguasa yang dapat melindungi mereka semua akan tetap berkuasa secara permanen. Pada akhirnya faktor penentu adalahsikap mental kelas penguasa itu sendiri" (George Orwell, 1983: 170).
Kejenuhan menjadi ladang ketidak puasan untuk melakukan pergantian antar waktu tidak membosankan, memenuhi hasrat atas kejenuhan tidaklah mudah, khususnya yang berkaitan dengan kekuasaan yang memiliki ranah sensitifitas yang sangat tinggi.
Pada pandangan George Orwell kita dapat memetik banyak hal dari 4 persoalan, tentang invasi dan infiltrasi, adanya provokasi massa untuk membangkang dan berontak, munculnya kelompok baru yang menjadi kekuatan baru akibat ketidak puasan kehilangan kepercayaan dan mental kepemimpinan.
Refleksi tentang jatuhnya Penguasa dari kekuasaan merupakan hal yang bisa saja terjadi, apalagi ini merupakan gambaran pada persoalan politik yang pernah terjadi di beberapa negara dunia, termasuk di Indonesia.
Proses penaklukan dengan beragam pola dan strategi mulai dengan intrik politik dan hukum hingga pengerahan massa dan militer untuk melakukan proses pergantian rezim.
Carut marutnya System Political Order dalam Lembaga-lembaga negara yang memiliki kecenderungan terlibat dalam kasus korupsi dan pencucian uang, dapat menjadi perantara mosi tidak percaya kepada jalannya Roda Politik pada Sistem Pemerintah dan Pemerintahan.
Transformasional system dalam pranata hukum yang menyesuaikan dengan kondisi dan situasi politik, yang melibatkan birokrat menjadi pemimpin daerah dalam proses pemilihan secara langsung tanpa melalui sistem kendali demokrasi, penunjukan langsung dari pejabat untuk menjabat. Terkikisnya nilai demokrasi menjadi salah satu sumberdaya pemantik konflik secara alamiah.
Sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar utama bagi tersulutnya konflik diranah bawah, secara merata pada seluruh wilayah sebagai revolutionary practice, karena ada tersisip sesuatu kejanggalan dan anggapan ketidak Adilan yang tidak dapat dihindari, semisalnya sengketa pemilihan umum secara serentak yang antri dalam proses penyelesaian.
Bahasan populer George Orwell tentang pria “Kami mengendalikan kehidupan, Winston, di semua tingkatannya. Anda membayangkan ada sesuatu yang disebut sifat manusia yang akan marah dengan apa yang kita lakukan dan akan berbalik melawan kita. Tapi kita menciptakan sifat manusia. Laki-laki sangat mudah ditempa." Menjadi Quotes yang populer di tahun 1984.