Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Radikalisasi Pemikiran George Orwell dan Antonio Gramci

24 Januari 2023   04:27 Diperbarui: 24 Januari 2023   04:29 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : motivasee.com

Apabila di-koherensi-kan cara pandang George Orwell dengan pandangan Antonio Gramci yang menyatakan bahwa "sebuah ide hanya akan menemukan momentum transformatif jika telah menjadi ideologi" maka ideologi akan menjadi parameter bagi para Transformer untuk dapat membangun kekuatan sosial dalam beragam ide, seperti ide pergerakan, ide perlawanan atau apapun yang dapat menyebabkan pemberontakan.

Menurut pandangan Gramci Hanya kaum intelektual organiklah yang terlegitimasi secara fungsional, tentunya berangkat dari kalangan kaum intelektual muda yang terdidik dan solid. Seperti pergejolakan revolusi pemuda yang terjadi di Cina sebelum menjadi Republik Tiongkok oleh Mao Zedong dkk dan ide tersebut berhasil menumbangkan Dinasti Kerajaan hingga saat ini cina gagah menjadi Negara Adi Daya.

Menariknya jika kolaborasi cara pandang Gramsci dan  George Orwell bahwa manusia tidak semua dapat menjadi intelektual organik karena tidak semua orang memiliki fungsi intelektual di dalam masyarakat, seseorang dengan kemampuan intelektual yang memproduksi ilmu pengetahuanlah yang akan melahirkan kekuatan untuk membangun tatanan sosial sehingga dapat digunakan sebagai basis perlawanan kepada penguasa yang tiran, untuk bisa jatuh dari kekuasaannya. Cukup dengan membentuk frame work operasional untuk menempa dan menciptakan sifat kemarahan bagi seseorang  yang mudah untuk diprovokasi agar dapat berbalik melawan.

Tulisan ini hanya penalaran pengetahuan tentang pandangan teori perubahan sosial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun