Bukan Gunung meletus,
Daarr....
Bukan berburu didalam hutan metropolitan,
Deerrr...
Bukan tangkapan di alam Maya,
Doorr...
Semua mulai membuka mata dan isi kepala,
Di alam pikiran yang tak boleh berpikir,Â
Di alam raya yang tak bisa berkata,
Di alam janji surga yang menyajikan neraka,
Di alam semesta yang tak kenal etika Budaya,
Kini Kritismu adalah matimu,Â
Kini Kritikmu menjadi ajalmu,Â
Terus membungkuk menyembah berhala Pemilu,
itu bukan kamu,
Kali ini dianggap apa dirimu ...?
Kau tau kera ?,
Tau kau kera ?,
Kera kau Tau !?,
Di belantara metropolitan dan riak-riak modernisasi zaman,
Seperangkat regulasi membelenggu isi pikiran,
Berpeluru hukum menghujam,
Bersiap untuk membungkam,
lontaran kritik tajam diharuskan mendekam,
Semua harus nurut, tenang dan diam,
Perampokan negeri terlaksana dengan tentram dan kejam,
Gelisah ? Sanggah...!? Tolak...!!! "Apa jadinya ?"
Jika Demokrasi hanya milik para petinggi, maka Sssttt... Sudahlah... Berikan kesempatan untuk Ibu tiri Nasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H