Riuh ramai generasi emas,
Nampak berkelas namun masih melemas,
Disudut kota yang rentan dari perpindahan,
Mereka tak menolak namun inginkan perpecahan,
Siapa yang terbang ?
Aku, aku, aku, pastinya aku,
Lihat mereka suka jika kita terbelah,
Dengar apa pinta mereka,
Lihat kita sadar kini melemah,
Tidak ada yang ganggu mereka,
Ohh itu sudah menjadi fatwa diatas perintah,
Jalankan saja jangan banyak bicara,
Kalian hanya pemuda harapan bangsa,Â
Bukan menjadi harapan kita,
Lihatlah mereka bertikai dalam pusaran,
Sudahlah itu sudah menjadi hal kebiasaan,
Lihatlah mereka berebut hati dan perhatian,
Sudahlah itu sudah kebutuhan,
Lantang suara itu kini senyap kering kelabu,
Perimbangan perjuangan sudah tidak lagi menentu,
Ambang ombang ambing dibawah sepatu,
Lirih tak terdengar teriak beku terhantam batu,
Punahlah sudah, punahlah sudah,
Ohh tidak itu tidak, kami masih dan hanya ada.
Meski pesona tak lagi merona,Â
Meski pusaka tersimpan jauh di istana,
Tercerabut suasana dan henyak dalam ombak buih kesenyapan,
Laksana iman dan ideologi yang tak kunjung mapan,
kita adalah kita tidak lagi memiliki harapan,
Berhentilah Senyap dan damai dalam kepalsuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H