Para Pemuda tukang molor yang selalu hidup di dalam kegelapan,
Rajin pulang pagi keluar malam,
pengen hidup sejahtera dengan angan,
memang luar biasa para Ashabul Kahfi orde baru,
Anda telah tiba di zaman ruang tidur lebih banyak dari ruang karya,
Disaat yang berkarya tak berguna dan penjajah sangat didewatakan,
Dalam wiridku berpikir nyaris mengganggu ke khusyuan,
Kecerdasan para mustahil karena tanpa kebaikan,
Tak perlu belajar moral di sekolah karena Adab resmi online belum tersedia,
Tak perlu bangga jadi Kacung diluar dan rajin Pamer harta,
Kelebihan jadi keculasan dan Kekurangan jadi Alasan,
Begono begini begitu, whatever you do!!! I think no, It's imposible to be Possible, how about rules of the law ?....???.
Ssstt... Calm and quite,
Polianthropuspoliticusradharakuss
Bagi kaum Awam cukup diam dan ikuti perintah Otokrasi dalam bingkai Demokrasi,
Jihad itu jika ada perang, tanpa kesepakatan perang itu "jahad", haha
Dalam rintik hujan menemani awal puasa Ramadhan di tepi batas kali Bekasi,
tempat yang menjadi saksi bahwa Penjajah banyak mati disini,
ini hanya soal cerita budaya bahwa rakyat menolak untuk ditindas dan dibodohi kaum penjajah,
Leher mereka terpotong dan dibuang disini, kau berani menjajah...!!!, kuputuskan lehermu kami tampil seperti para pemuda Bekasi dimasa lampau,
Saksi hidup bercerita lebih apa adanya dari pada sejarawan yang kerap bekerja pada kekuasaan,Â
mungkin pencitraan namanya,
Tak perlu mencatat karena pasti tercatat,
hanya butuh keikhlasan untuk melepaskan diri dari kekufuran karena sering menyalahkan dan mengkafirkan,
Kalau kau mengerti Kesatuan didalam persatuan atau Persatuan didalam Kesatuan,
jangan lupakan "persa dan kesa" karena "tuan",
Itu menjilat namanya,
Kelak seperti rintik hujan berpetir saat ini,
sang rintik yang kecil akan menjadi bahaya bagi yang hidup jika petir telah bersatu bersamanya,
meskipun ia bukan Gundala putra Petir... Ahhaa...
Hanya lelaki anak cucu keturunan Raja dan Ulama dimasa lampau,
meski tak memiliki kerajaan dan tak punya banyak kitab,
hanya modal bersyukur dan ikhlas
bukan dari zero to Hero yang penuh intrik dan kedustaan latar belakang
(3 April 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H