Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasar Usaha berbasis Pancasila: Konsep Negara Anti Lapar

28 Desember 2022   14:08 Diperbarui: 28 Desember 2022   15:01 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Pasar Usaha berbasis Pancasila" sumber : https://ekonomi.kompas.com

Dengan memberikan pandangan dan arahan serta reward untuk dapat menjaga dan merawat tanaman dengan pembelian setiap panennya, tentunya bantuan penghijauan berupa bibit, pupuk dan media tanam setiap bulannya menjadi keringanan masyarakat tidak dibebani untuk mengeluarkan biaya, hanya perlu teknis perihal tata cara penyiraman dan pemberian pupuk secara berkala.

Kita akan berpikir bahwa hal ini dilakukan tidak akan menghasilkan hasil panen yang sempurna, kemudian apa yang dapat menjadi perimbangan untuk dapat memenuhi kuota kebutuhan komoditas pangan tersebut ?

Dalam beberapa Artikel yang pernah saya buat tentang Pancasila Agrotechnofarm merupakan suatu program yang dapat terintegrasi dengan konsep ini, bahwa infrastruktur Urban sebagai areal lahan pertanian dan peternakan yang mampu menghasilkan sumber daya pangan gratis bagi masyarakat. Semakin banyak dibuat maka semakin banyak kemungkinan hasil panen yang dapat didulang. 

Bagaimana sistem peredaran dan pembagian dalam Konsep Gagasan Pasar Berbasis Pancasila ?

Pasar ini bukan dihadirkan untuk masyarakat secara umum sehingga berbondong-bondong mendatangi pasar tersebut, melainkan hanya petugas dari RT dan RW yang akan melakukan penjemputan Pangan Gratis yang akan dibagikan dan ada ruang administrasi untuk pendataan yang mengakumulasi perhitungan dan mengatur jumlah pembagian serta pendaftaran warga yang belum mendapat bagian untuk mendapat giliran selanjutnya.

Tentunya Pasar ini dilengkapi teknologi yang mumpuni seperti lemari pendingin untuk menyimpan sayur dan daging agar awet dan tahan lama.

 Didalam pasar ini setiap produsen yang menanam menyerahkan hasil panen dan menghitung jumlah untuk diberikan reward berdasarkan transparansi dan dokumentasi hasil panen pertanggal penyerah terimaan,

Pasar Pancasila menetapkan kemampuan daya beli dari masyarakat  yang menanam, dan memberikan pengarahan untuk memberikan hasil panen dalam kondisi segar dan terhitung berdasarkan hasil catatan pemberian bibit dan laporan hasil (berhasil atau gagal panen) dalam sebuah tabulasi yang ditanda tangani petugas, 

Pemenuhan kecukupan hidup berdasarkan kebutuhan harian masyarakat merupakan peran Negara dalam  memberikan kontribusi besar bukan hanya pada penentuan HET sebagai tolak ukur daya beli masyarakat, melainkan memberi dukungan kemampuan rakyat untuk mendapat dan menikmati pangan layak dalam hidup.

Kita akan berpikir tentang bagaimana caranya untuk sumber pembiayaan Pasar Berbasis Pancasila ?

Secara to the point dengan Mengalokasikan hasil keuntungan dari pertambangan Minerba yang dialokasikan untuk penyediaan pasokan pada pasar rakyat secara Gratis, yang dijemput oleh RT atau RW dengan akomodasi pengantaran kesetiap warga secara menyeluruh, tidak ada pilih kasih, hanya penerima akan membentuk kesadaran berdasarkan kemampuan, akan diberikan kembali untuk pihak yang benar-benar membutuhkan, sehingga tidak perlu lagi ragu untuk menata pembagian bahan konsumsi untuk rakyat dengan polemik kesalahan data yang ada pada saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun