Apa itu Pasar Usaha berbasis Pancasila ?
pasar yang menyediakan setiap kebutuhan pangan harian manusia Indonesia. Sepertinya didalam angan dan pikiran kita terlintas bahwa hal ini akan menjadi sesuatu yang mustahil dapat dilakukan oleh pemerintah indonesia, mengingat kebijakan saat ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat hanya berkutat pada ketersediaan pangan dan kebijakan impor kemudian menentukan HET untuk rakyat.
Lalu Bagaimana dengan Pangan Gratis Untuk Rakyat, apakah hal ini memungkinkan untuk dapat diterapkan di Indonesia ?
Sebenarnya ini merupakan Hal yang sederhana untuk dijawab dengan beragam variabel pendukungnya, mengingat Geografis dan iklim yang mumpuni, serta ketersediaan jumlah tenaga kerja sangat mumpuni, ayo kita beranjak untuk berpikir tentang banyaknya jumlah pengangguran saat ini. Sebagai tenaga kerja penyedia pangan untuk mensukseskan guna mengisi multi komoditas di pasar berbasis Pancasila.
Ketersediaan pasokan bersumber dari daerah dan para petani baru yang produktif, sumber pemasukan keuangan bagi masyarakat dengan memanfaatkan kompos dari pengelolaan sampah, sehingga tidak menumpuk di TPA. Kantong tani yang dikelola oleh ibu-ibu PKK dan tenaga karang taruna disetiap RT dan RW, yang diakumulasi menjadi bahan dasar dan komoditas yang tersedia di pasar rakyat berbasis Pancasila setiap periodik panennya.
Wahh pesimis sudah tersangkut didalam isi pikiran kita. Betapa susahnya memanajemen masyarakat Indonesia yang sering di identifikasikan dengan ketidak seriusan dalam menjalankan dan mengelola program secara konsisten. Sikap inilah yang menghancurkan kinerja berbasis stigma keburukan dari anak bangsa.
Untuk itu, perlunya Proses Pendampingan dan pengawasan secara terstruktur dan konsisten akan menghasilkan program kinerja yang bertanggung jawab akan hasilnya.
Selanjutnya kita menggiring hal ini pada produksi massal pangan yang akan menjadi pangan gratis untuk rakyat dengan format lain yang berbeda, semisal penggunaan atap rumah sebagai ladang perkebunan yang diberikan dukungan penyiraman,Â
Kembali dalam beberapa bayangan dan pikiran kita tentang bagaimana jika rumah tersebut tidak layak secara konstruksi, sangat sederhana jawabannya ini menjadi tugas Kementerian terkait untuk dapat bersinergi, bahwa bantuan perbaikan atap rumah menjadi program yang linier sehingga dapat bersinergi untuk mensukseskan ide besar pembuatan lahan pertanian berbasis rumah penduduk.
Kita masih juga dibuat menggeleng-gelengkan kepala seakan hal ini semakin tidak mungkin dan semakin dekat dengan rasa pesimis dengan membayangkan proses dan tahapan yang cukup panjang, baiklah kita sederhanakan lagi jawabannya, dengan memberikan ruang kesempatan bagi rumah milik warga yang representatif untuk menerapkan program ini pertama kalinya,