Tari Perang merupakan peninggalan Sejarah masa lampau dan hingga kini dilestarikan sebagai seni Budaya.
Hampir diseluruh penjuru hingga pelosok Indonesia, kita akan menemui adanya seni tradisi yang erat kaitannya dengan silat bela diri khas Indonesia dan tarian perang.
Sebuah eskalasi budaya yang tidak dimotori oleh gerakan apapun secara massal melainkan bela diri dan seni perang merupakan budaya yang mengakar dalam kehidupan masa lampau bangsa Indonesia, tidak adanya pemerataan dominasi Budaya melainkan setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing sebagai faktor pembeda bentukan Budaya.
Bisa kita bayangkan betapa populernya kehidupan manusia Indonesia pada masa lampau dengan peperangan, baik mempertahankan teritorial wilayahnya ataupun sebagai bekal pembelaan diri pada saat merantau dari desa ke desa hingga dari satu negara ke negara lainnya.
Kemampuan bela diri orang Indonesia tidak diragukan lagi sejak dahulu, bahwa bela diri dan senjata adat terbukti dipakai untuk melawan persenjataan modern penjajah. Tentunya ini sangat berkaitan erat dengan jiwa berani bangsa Indonesia menghadapi ancaman dari luar yang dianggap nekat dan mengerikan.
Terkait Sebaran Bela diri dan tari Perang khas Indonesia diseluruh wilayah, jika kita kaji secara holistik antropologi dan psikologis bangsa, bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter bangsa yang pemberani dan handal dalam berperang, perang dapat menjadi momentum bergerak bersama sebagai hajatan yang penting bagi seluruh rakyat untuk berperang membela negara.
Jika tentara berperang dengan tentara pada umumnya, maka lain halnya apabila terjadi tragedi perang di Indonesia maka tentara Asing bukan hanya berhadapan dengan para tentara, tetapi juga akan berhadapan dengan Rakyat Indonesia baik dari kalangan pria maupun wanita dari yang muda hingga yang tua. hal ini telah menjadi track record perjalanan Bangsa ini melawan kolonialisme ditanah air, apalagi apabila Rakyat diberikan  persenjataan canggih, maka pertempuran pasti terjadi dan akan sulit di hindari dengan konsekuensi kematian sekalipun.
Nasionalisme Indonesia menjadi perikatan dalam Satu tanah air, satu Bangsa, satu bahasa diantara perbedaan yang ada menjadi asas pemersatu untuk membentuk kekuatan rakyat sebagai petempur sejati bagi para perusak kemerdekaan dan pengganggu kedaulatan bangsa dan negara.
Hal ini akan menjadi perhitungan bagi negara-negara lain menginvasi negara ini, karena Rakyat akan membunuh dan menghadang siapapun serta pihak manapun yang menjadi musuh Negara menjadi musuh bersama oleh Rakyat.Â
Perikatan ini meskipun ini tidak masuk dalam Muatan Lokal dibdalam basis pendidikan Dasar di sekolah, namun kesadaran Masyarakat Indonesia akan tetap terbangun meskipun trend dan budaya asing menyerang dan bertahan di dalam negara, kecintaan masyarakat dan doktrin persatuan yang tersembunyi dilubuk hati masyarakat Indonesia terhadap bangsa dan negaranya adalah konsekuensi bagi siapapun menjadi kehancuran bagi penjajah Asing.
Pemberangusan sejarah perlawanan dan pemecahan anak bangsa sudah berkali-kali terjadi sejak masa lampau, namun pada perkembangannya kini doktrin pecah belah semakin tidak menarik dan mulai surut serta  tidak lagi digubris oleh Masyarakat Indonesia yang cerdas dan berpendidikan, baik dalam kontestasi politik Nasional dalam hal politisasi agama yang disadari akan menjadi unsur pecah belah bangsa.Â
Kerusakan Moral dalam bentuk apapun yang terjadi dalam kehidupan bangsa ini tidak akan menjadikan perlawanan surut, sehingga penjajah tidak akan mudah masuk dan menguasai Indonesia, persatuan menjadi bola salju yang akan terus mengkristal dalam proses perlawanan dalam satu rasa satu penderitaan.
Sebagai Bangsa Kreatif yang survive dapat menciptakan senjata tradisional yang mematikan, senjata beracun merupakan budaya khas nenek moyang bangsa Indonesia dalam strategi pertempuran. Hanya kematianlah yang membuat bangsa ini berhenti berjuang mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya.Â
Apalagi jika Negara mempersiapkan generasi perang dalam bela negara, dari pelajar sampai masyarakat umum, banyaknya jumlah pengangguran akibat skema pertarungan ekonomi global di Indonesia, perekruitan justru akan semakin membuat daya tarik tersendiri para pengangguran produktif untuk melepaskan unek-uneknya dengan beringas sebagai pelampiasan amarah yang tersimpan mendalam, karena prinsip lebih baik mati syahid daripada hidup merana karena dijajah sudah hidup dan tumbuh dalam pikiran dan perasaan bangsa ini.
Dengan sebuah kalimat sederhana menggambarkan Patriotisme Bangsa Indonesia "Negara memberikan senjata kepada Rakyat, Rakyat Indonesia pun siap berperang bersama membela Negara."
Demikianlah kisah dan latar belakang tentang bangsa santun yang punya hobby perang dengan alasan yang cukup masuk akal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H