Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Pancasila dalam Pencak Silat sebagai Sejarah Budaya Leluhur tertua di Dunia

23 Desember 2022   12:14 Diperbarui: 23 Desember 2022   14:51 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Melawan Kekusutan Hidup", Sumber Foto : Adhyp Glank

Pada aspek sebaran teritorial, Silat di Nusantara khususnya di Indonesia yang hampir memiliki ciri khas seni bela diri silat yang dikemas menjadi seni budaya dalam bentuk "tari Perang", ini menandakan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang identik sebagai bangsa para petarung yang pandai bela diri. Sehingga merujuk bahwa perang merupakan Budaya yang tersimpan sejak dahulu bagi masyarakat pra-Indonesia, ini menandakan bahwa masyarakat selalu siap berperang meskipun tanpa adanya wajib militer seperti di negara-negara dibelahan dunia lainnya. Rakyat akan ikut berperang membela Negara meski tidak diperintahkan.

Demikianlah bahwa Pencak silat terdiri dari  Ajaran Leluhur (Zen) yang terikat pada eksistensi ketuhanan/ketauhidan (Theo/Tao) dalam Keluhuran Budi Pekerti yang wajib dilaksanakan bagi para Pesilat sebagai Dasar atau Pondasi keberanian menjalani dan menghadapi hidup di dunia, bertahan dalam situasi dan kondisi membela diri, menegakkan dan membela kebenaran serta keadilan karena Allah SWT sebagai bekal menuju alam kematian yang pasti datangnya, sebagai bekal pembelaan diri seorang hamba di Pengadilan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun