Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

1950: Analisis Skandal Perencanaan dan Penguatan Issue Green World and Climate Change

13 Desember 2022   13:07 Diperbarui: 13 Desember 2022   13:40 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, tentang sudut-sudut Ekonomi Eropa yang memperberat sanksi terhadap Rusia, agar Rusia semakin menjadi Ambruk secara ekonomi, menjadikan Rusia sebagai sasaran tuduhan bahwa lajur pengiriman pangan via laut terganggu karena proses embargo yang dilakukan oleh Rusia.

Padahal Amerika dan Eropa mengawali langkah Blokade Ekonomi, imbasnya adalah berhentinya suplai pangan untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi di beberapa wilayah Afrika dan Timur Tengah. Amerika dapat membeli produk dengan harga murah karena desakan kebutuhan perang.

Kita dapat menangkap gejala bahwa Kelaparan dan Separatis di Afrika dan Timur Tengah tidak akan berakhir dan cenderung terpelihara untuk melancarkan skema Issue dunia dalam pengendalian lingkungan dunia dengan "senjata, HAM dan Issue Hijau.

Tahun 1950 beberapa Akademisi dari Universitas telah melangaungkan penelitian tentang karbon, menyusulnpengembangan perangkat perang biologis dan geografis yang pernah dilakukan pada perang masa lampau.

The Sript institution of Oceanography mengklaim telah mempelopori pemantauan CO2, dan Amerika Serikat melalui Administrasi Kelautan dan Atmosfir Nasional telah melakukan pelacakan peredaran CO2, Pengembangan ini dijadikan sebagai sebuah alasan bahwa intensitas dan perkembangan emisi karbon di udara telah mengalami ambang batas yang dianggap berbahaya.

Hal ini dijadikan kerangka ilmiah yang ditujukan untuk dipercayai berdasarkan data penelitian dan dukungan-dukungan riset. Alasan Rasionalisasi lainnya dikemukakan seperti terjadinya pembukaan lahan dan kebakaran hutan dan penggunaan bahan bakar Fossil telah menjadi penyebab utamanya

Serangkaian riset dan analisis yang dilakukan untuk memberikan bukti bahwa hal ini dapat diterima oleh Publik Internasional. Selanjutnya, meninjau perspektif yang berbeda perihal keberlangsungan Industri Negara-Negara seperti Jepang, Cina, Herman, Rusia dan Negara Industri Lainnya, dengan adanya Issue Lingkungan meningkatnya CO2 di Bumi akan menjadi bahan dan Target pukulan Politik di PBB serta Pemalakan bertaraf dan bertarif Internasional.

Kemudian, Negara-negara penghasil minyak penyuplai Industri menjadi sasaran Pajak dan kontribusi pungutan tentang dampak lingkungan yang menyebabkan perubahan iklim.

Rangkaian yang saling berkorelasi semata hanya untuk menguasai dan menancapkan pengaruh di dunia, Selamat Berpikir Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun