Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penjajahan: Neo Kolonialisme dalam Neo-Ekstraksi Modern

11 Desember 2022   19:35 Diperbarui: 11 Desember 2022   21:14 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/19/155951369/perbedaan-dan-persamaan-antara-kolonialisme-dengan-imperialisme

Menyadari sejak awal Neo Kolonialisme dalam Ekstraktivisme yang menjadi tema utama bagi keberlangsungan energi dunia.

Multi energi mulai dari alamiah hingga kimiawi, suatu sistem yang mengikat pada kedaulatan energi yang berujung penjajahan pola baru melalui akselerasi sumber daya dan infrastruktur yang memiliki kebergantungan. 

Penguasaan Pasar Global yang tersembunyi dan merebak menjadi issue yang seolah nampak strategis untuk keberlangsungan umat manusia, tetapi misi sesungguhnya adalah menguasai hajat hidup umat manusia dibumi, mulai dari permainan iklim, regulasi dan perencanaan bagi negara-negara untuk andil mengambil bagian dan menyumbang dalam bangunan kosong issue melalui industri Issue Global. 

Ekstraksi Material Global seiring waktu akan meningkat, Issue Ekologis dan pembatasan adalah skema penghancuran pesaing dari pasar global, dalam era millenium ini, issue perubahan iklim akan menjadi dagangan dunia yang mengusung tema kelaparan, menutupi Aksi brutal penjualan senjata di beberapa benua yang penuh konflik dan efek kelaparan seolah dianggap sebagai hasil dari perubahan iklim, sehingga konflik dan penjualan pasokan senjata jauh dari prediksi dan perkiraan manusia lainnya.

Kelaparan dan Kemanusiaan menjadi keleluasaan sebagai bukti bahwa perubahan iklim adalah arena pertanggung jawaban dunia.

Mungkin ini adalah issue lama yang bersemi kembali bahwa ekspropriasi alam, ekstraktif dan keretakan metabolisme merupakan Issue yang pernah menjadi pertempuran gagasan para Yahudi yang mengusung Kapitalisme dan Komunis. 

Suatu Narasi yang mengupas tentang Nutrisi, pengikisan lahan dan menghancurkan SDA dalam proses eksploitasi dalam beragam sektor. yang berisi cukilan dengan beragam identifikasi tentang proses perlawanan dan pengambil Alihan lahan yang berujung pada kritik dan perlawanan terhadap ketergantungan dari Neo-ekstraksi sebagai Neo Kolonialisme terbarukan. Perlawanan terhadap Neo Ekstraktivisme di masa lampau adalah dengan cara merampas melalui surplus produksi diberagam eksploitasi, mulai dari tenaga kerja, sewa lahan dan hasil.

Progres Neo-ektraktivisme millenium sebagai perulangan dari Perampasan Sumber Daya Mineral Fossil, Seperti Batu Bara, Minyak Bumi, Gas dan Logam serta Mineral Bumi oleh para Kapital yang kini dikenal dengan Oligarki dari dalam dan luar negeri mengambil keuntungan dari setiap jengkal teritorial tanah air yang tidak bisa diabaikan terhadap faktor-faktor kerusakan yang ditimbulkannya. 

Masyarakat majemuk indonesia merupakan masyarakat yang sangat akumulatif dalam pengelolaan alam, namun hanya dalam kapasitas luasan yang terbatas, dalam proses pengelolaan lahan yang lebih besar seperti pertambangan terkadang rakyat tidak berani ikut serta mencampuri karena ketakutan-ketakutan akan intervensi aparat dalam upaya perlindungan kebijakan kekuasaan.

Meskipun pada essensinya masyarakat tidaklah pernah mendapatkan keuntungan dari Negara secara Maksimal, karena keuangan hanya berakhir pada realisasi seremonial dan program-program pelatihan internal lembaga yang begitu menghabiskan banyak pembiayaan yang berulang-ulang.

Adanya Revolusi Neo-Ekstraktivisme akan nampak dalam pengelolaan anggaran Negara berupa Money Laundring dengan kesepakatan bagi hasil pengelolaan kepada oligarki dalam beberapa Mega proyek untuk meraup keuntungan besar dan berkelanjutan, ini adalah proses perubahnsuaian sistem kolonialisasi populer yang menjadi racun dalam sistem tender proyek dan menjadi penyakit bagi setiap lembaga serta menjadi duri dalam keberlangsungan penyelenggaraan negara, mulai dari ijon pinjaman uang modal hingga perputaran uang, kolonialisme Anggaran akan jelas terlihat pada peristiwa kedekatan politik pengusaha dalam setiap ladang dan kesempatan yang selalu berulang pada setiap tahun, semester bahkan per-triwulan. 

Pengamanan yang lumrah dalam proses politik praktik dalam hal mentapkan aturan; cukup dengan memberi upeti merata berupa kompensasi dalam rapat pembahasan dan penerimaan pasca penanda tanganan aturan yang menguntungkan bagi pemesan, segitiga kekacauan dalam politik kebijakan merupakan sasaran dan target yang menjadikan para Neo kolonis membangun kolonisasi meskipun dengan lawan politik dalam parlemen, visi misi untuk saling berbagi keuntungan dikedepankan ditengah penderitaan rakyat yang masih jauh dari rasa keadilan dan kebahagiaan menikmati hasil pendapatan Negara.

Demikian sekilas tentang Gambaran Neo-kolonialisme dalam Neo-Ekstraktivisme modern, Kapan kita berani menolak dan bersikap utuh bersatu melawan dan terbebas dari Penjajah dengan cover yang serupa tapi tak sama ? hanya keberanian yang mampu menjawabnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun