Tulisan ini saya buat dan akan saya baca berulang-ulang agar saya semakin paham. Saya terapkan dalam kehidupan agar semua kata-kata, semua teori, meluruh dalam tindakan, menjadi kebiasaan, hingga membentuk karakter yang semakin baik setiap saat. Yang utama dalam menerapkan konsep ini adalah jangan terlalu memaksakan hati kita.Â
Jangan paksakan hati untuk sepenuhnya menerima bila belum bisa sepenuhnya menerima. Begitu juga dengan memaafkan. Bila belum bisa, jujurlah belum bisa. Bila masih dirasa berat, katakanlah berat. Jangan memborbardir hati kita dengan afirmasi atau sugesti positif yang belum tentu "rasanya enak".
Bila kita melakukannya, kita akan dipertemukan dengan suatu keadaan saat hati kita jenuh dan merasa bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak memberi manfaat apa-apa. Akhirnya, kita akan kembali kepada pola yang sama sebelum kita memutuskan untuk move on, atau bahkan bisa lebih buruk karena ada tambahan rasa lelah.Â
Bila belum bisa menerima, katakan saja dengan jujur bahwa belum bisa, "Walaupun kejadian ini belum bisa saya terima seutuhnya, saya menerimanya. Walaupun saya belum bisa memaafkan orang/keadaan ini, saya memaafkannya. Saya mencintai diri saya apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangannya. Terimakasih atas semua hal baik, hikmah, dan pembelajaran yang terkandung dalam kejadian ini."
Kalimat-kalimat tersebut tidaklah baku, silakan disesuaikan dengan kalimat-kalimat yang dirasa nyaman diterima hati masing-masing. Semoga segala hal yang baik datang dari segala penjuru. Salam damai selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H