Mohon tunggu...
Adi Prayuda
Adi Prayuda Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dosen, penulis, dan murid meditasi

Seorang Dosen Ekonomi di Universitas Islam Al-Azhar Mataram, yang juga merupakan pemandu meditasi di Santosha Emotional Healing Center. Penulis berbagai buku self development dengan pendekatan meditasi (Jeda).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pelajaran Tersembunyi dari Duri

9 November 2022   07:48 Diperbarui: 9 November 2022   07:54 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pikist.com

Suatu hari ada seorang raja yang sedang berjalan-jalan dengan rombongan kerajaan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja kaki sang raja tertusuk duri. Sang raja pun mengerang kesakitan, kemudian memerintahkan kepada seluruh asistennya untuk menutup semua jalan dengan kulit binatang.

"Saudara-saudara asisten! Saya perintahkan kepada kalian semua! Besok pagi tutup semua jalan dengan kulit binatang!!" perintah sang raja.

Seluruh asistennya manggut-manggut, kecuali satu asisten yang langsung mendekati sang raja.

Asisten ini berkata,

"Paduka raja, berapa binatang yang bakal kita bunuh untuk menutup semua jalan? Berapa kilogram kulit binatang yang kita butuhkan untuk pekerjaan itu? Pasti akan sangat banyak sekali, Paduka. Saya ada ide yang lebih bagus, lebih hemat, dan lebih sedikit menyakiti..."

"Apa itu?" tanya sang raja.

Asisten ini menjawab dengan sebuah pertanyaan, "Kenapa tidak kaki paduka saja yang ditutupi sandal atau sepatu??"

**

Kalau di zaman sekarang tentu sudah lumrah orang berjalan-jalan menggunakan alas kaki, bahkan beragam modelnya. Di jaman dulu, zaman kerajaan, mungkin hanya segelintir orang-orang dari golongan ningrat yang memilikinya. Apalagi zaman manusia purba, sudah pasti mereka belum berpikir melindungi kaki mereka, perut tidak lapar saja sudah bagus.

Namun, makna dari cerita di atas bukanlah tentang alas kaki dalam artian yang sebenarnya. Ini tentang alas kaki dalam artian "sesuatu yang melindungi hati kita dari pemicu kemarahan". Dalam keseharian, tidak saja kita pernah dipuji orang, tapi pasti kita juga pernah mendapat kritik, mendapat ejekan, mendapat omongan miring dari orang lain. Pujian itu sangat menyenangkan. Membuat hati kita seperti terbang melayang jauh tinggi di awan. Tapi yang namanya dihina, dikritik, dimarahi, dianggap tidak becus, diejek...siapa yang suka? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun