Mohon tunggu...
Adi Prayoga
Adi Prayoga Mohon Tunggu... Buruh - belajar

adhang-adhang tetesing embun

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Akasia, sudah mati?

31 Oktober 2019   02:20 Diperbarui: 1 November 2019   00:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia adalah raras yang setiap hari memenuhi catatan kososng saya sebagai seorang lelaki bodoh.dia juga bukan wanita, dia tidak bisa ditata seperti sebagaimana kebanyakan perempuan.

Apa benar dia sudah mati?

Seperti embun tertangkap jaring. Dia memberi saya air dilahan saya yang disinggahi kemarau berkepanjangan. Raras, apa benar saya tidak berkesempatan memetik kelopakmu walau hanya satu sehingga saya bisa menyimpannya di sela sela catatan kososng saya?

seperti inilah kemarau berkepanjangan itu,keluh dan mekar bunga bersamaan di sela hangat udara.dan memang benar dijalan ada perjumpaan dan sua kembali.kita memang berjalan sendiri sendiri dan sua yang tak kunjung juga merupakan kemarau, ini adalah mantra sehingga dalam keluh, saya akan tetap rapalkan sehingga suatu saat saya akan bersama raras di kiblat yang telah kita pindah.

apa juga mungkin sekarang kamu sudah benar mati?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun