Dia adalah raras yang setiap hari memenuhi catatan kososng saya sebagai seorang lelaki bodoh.dia juga bukan wanita, dia tidak bisa ditata seperti sebagaimana kebanyakan perempuan.
Apa benar dia sudah mati?
Seperti embun tertangkap jaring. Dia memberi saya air dilahan saya yang disinggahi kemarau berkepanjangan. Raras, apa benar saya tidak berkesempatan memetik kelopakmu walau hanya satu sehingga saya bisa menyimpannya di sela sela catatan kososng saya?
seperti inilah kemarau berkepanjangan itu,keluh dan mekar bunga bersamaan di sela hangat udara.dan memang benar dijalan ada perjumpaan dan sua kembali.kita memang berjalan sendiri sendiri dan sua yang tak kunjung juga merupakan kemarau, ini adalah mantra sehingga dalam keluh, saya akan tetap rapalkan sehingga suatu saat saya akan bersama raras di kiblat yang telah kita pindah.
apa juga mungkin sekarang kamu sudah benar mati?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H