Mohon tunggu...
Adi Pras
Adi Pras Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Kalau nggak gini-gini aja, ya gitu-gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengenal Katarsis, Sebuah Bentuk Pelepasan Emosi Untuk Kesehatan Mental

3 Agustus 2022   15:54 Diperbarui: 3 Agustus 2022   15:56 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu menemui beberapa peristiwa yang memunculkan perasaan, entah perasaan yang positif atau negatif. Terkadang apabila peristiwa itu memunculkan perilaku yang negatif, kita akan enggan menyalurkan emosi itu dengan alasan moral atau aturan yang selama ini telah diajarkan. Seperti marah adalah tindakan yang buruk. Akan tetapi emosi ini perlu disalurkan agar tidak menumpuk dan menjadi permasalahan fisik dan mental. Penyaluran emosi ini disebut sebagai katarsis, dan artikel ini akan menjelaskan singkat mengenai katarsis.

Katarsis

Sumber: pexels.com
Sumber: pexels.com

Katarsis merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang bermakna pembersihan. Katarsis diartikan sebagai pembersihan diri terhadap hal-hal negatif. Dalam ranah psikologi, katarsis adalah pelpasan emosi negatif yang dipendam oleh seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti menemui situasi yang memicu perasaan negatif seperti marah, sedih, kekecewaan dan lain-lain. Jika tidak disalurkan dengan baik, kita akan memendam perasaan tersebut dan akhirnya menumpuk pada ketidaksadaran kita.

Jika emosi ini terus dipendam dan menumpuk, emosi tersebut akan berpotensi keluar dengan cara yang meledak-ledak, sehingga akan menimbulkan dampak negatif bagi kita dan orang lain. Terkadang, suatu masalah kecil dapat menjadi pemicu keluarnya emosi tersebut. Jika kita mengalami stress atau frustasi hal tersebut perlu diwaspadai, karena kemungkinan hal tersebut merupakan tanda bahwa kamu perlu melakukan katarsis.

Emosi yang terus menerus dipendam akan menimbulkan ketidaknyamanan serta memberikan dampak yang buruk bagi fisik dan mental. Jika menelaah dari teori psikoanalisis emosi ini dipendam karena dalam penyalurannya terdapat batasan-batasan moral yang sudah kita percaya. Misalnya kemarahan, marah merupakan perilaku buruk yang dalam masyarakat kita menganggap hal tersebut tidak boleh dilakukan, tetapi walau bagaimanapun emosi adalah sesuatu yang alami, maka emosi harus kita salurkan. Karena batasan-batasan moral itulah emosi marah yang seharusnya kita salurkan menjadi kita pendam.

 

Manfaat Katarsis

Sumber: pexels.com
Sumber: pexels.com
Dengan melakukan katarsis kamu akan mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut:

Memahami diri sendiri

Katarsis akan menjadikan seseorang mampu memahami dirinya secara emosional. Seseorang yang mampu dan terbiasa melakukan katarsis dapat mengenali alarm pertanda emosi telah menumpuk, sehingga ia akan tahu saat-saat dimana emosi tersebut perlu disalurkan.

Menstabilkan Emosi

Dengan emosi yang tersalurkan dengan baik, seseorang akan terhindar dari permasalahan emosional, karena seseorang mampu meregulasi emosinya pada saat saat dimana emosi tersebut muncul dan perlu untuk disalurkan. Sehingga emosi akan cenderung stabil dan tidak meledak-ledak.

Mengurangi Resiko Hipertensi dan Penyakit Jantung

Tahukah kamu bahwa penyakit yang dialami oleh seseorang sebagian besar disebabkan oleh permasalahan psikologis. Misalnya kemarahan, memendam kemarahan akan membuat denyut jantung meningkat, jika kondisi ini terjadi terus menerus, maka akan ikut andil dalam memberikan faktor penyebab hipertensi.

Bentuk-Bentuk Katarsis 

Sumber: pexels.com
Sumber: pexels.com
Berikut adalah bentuk-bentuk katarsis yang bisa kamu lakukan untuk menyalurkan emosi:

Menulis

Menulis merupakan penyaluran emosi yang paling sederhana dan bisa kamu lakukan dengan mudah dan bahkan tanpa perlu adanya orang lain. Kamu bisa menuliskan setiap keresahan dan apapun yang menganjal di hatimu. Kamu bisa membuat jurnal penyaluran emosi atau bahka diary untuk menyalurkan emosi agar tidak terus menerus dipendam

Berolahraga

Emosi merupakan sebuah energi, dan energi ini bisa kamu gunakan untuk kegiatan yang memeberikan manfaat bagi dirimu. Misalnya berolahraga, saat kamu merasa marah kamu akan merasakan dorongan untuk berperilaku agresif, ini lah energi dari emosi yang sebenarnya bisa kamu salurkan pada hal yang lain

Bercerita kepada orang lain

Ini adalah bentuk katarsis yang sering dilakukan, saat mengalami masalah, orang cenderung ingin bercerita entah hanya sebagai penyaluran perasaan atau meminta saran. Yang pasti dengan bercerita, selain menyalurkan emosi kamu juga akan mendapat feed back dari orang yang kamu ajak bercerita, tentunya kamu harus memilih untuk bercerita dengan orang yang tepat.

Mendengarkan musik

Tahukah kamu jika musik bisa membawa pengaruh terhadap suasana hati. Jika kamu mendengarkan musik dengan alunan yang tenang, maka hati kamu juga akan merasa tenang. Pernahkah kamu mendengarkan musik minor lalu kamu merasa sedih dan kemudian menangis? ini lah bentuk katarsis dengan cara mendengarkan musik.

Meremas kertas atau Mencoret Buku

Meremas kertas dan mencoret buku bisa kamu jadikan media katarsis untuk menyalurkan rasa marahmu. Menyalurkan rasa marah dengan berperilaku agrsif pada orang lain akan memberikan dampak negatif. Maka kamu bisa menyalurkannya dengan meremas kertas atau mencoret-coret buku.

Itulah penjelasan singkat mengenai katarsis. Kita perlu memberikan media yang tepat untuk menyalurkan semua bentuk keresahan, sehingga kita akan memiliki mental dan fisik yang sehat. Dengan kondisi mental dan fisik yang sehat kita akan lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu misalnya belajar, melatih kemampuan, belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris, mengerjakan skripsi dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun