Mohon tunggu...
Adi Pras
Adi Pras Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Kalau nggak gini-gini aja, ya gitu-gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar ILETS di Pare

29 Juni 2022   11:05 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat masuk kuliah di semester awal saya suka sekali menonton film-film tentang tokoh-tokoh terkenal di Indonesia. Saya juga suka membaca buku-buku yang menceritakan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya Soekarno, B.J. Habibie, Moh. Hatta, Tan Malaka, Syutan Syahrir, dll. Tokoh-tokoh ini bagi saya merupakan orang-orang yang keren. 

Disamping perjuangan mereka bai bangsa dan negara, masa muda mereka juga diwarnai oleh semangat belajar yang tinggi. Beberapa dari mereka mendapatkan ilmu dan pendidikan dari kampus di luar negeri. 

Sisi kerennya adalah meskipun mereka berasa dari negara yang baru merdeka dan bahkan waktu itu belum merdeka dan masih menjadi negara jajahan, mereka bisa menunjukan semangat belajar dan mengimbangi orang-orang di sana. 

Kegiatan belajar mereka di uar negeri pun diwarnai oleh semangat, persahabatan, bahkan kisah cinta, dan mereka jua membawa ilmu mereka ke tanah air dan ikut andi membawa Indonesia menjadi lebih baik. 

Karena saya sering membaca kisah-kisah mereka, saya menjadi ingin merasakan kuliah di luar negeri seperti mereka. Keinginan ini mendorong saya untuk semakin giat belajar.

Saya pun sering membaca mengenai profil-profil kampus di luar negeri, hal ini semakin menambah ketertarikan saya. Siapa sih yang tidak ingin jalan-jalan dan beajar ke luar negeri. selama ini saya tahu pemandangan luar negeri hanya dari film-film yang saya tonton. Selain itu saya juga sering membayangkan diri saya yang berjalan-jalan di sana. Sungguh impian yang menyenangkan. Saya juga sering mencari info beasiswa untuk kuliah ke luar negeri, jika dapat beasiswa saya rasa apa yang saya impikan akan terasa lengkap.

Selama kuliah, saya menyisihkan waktu saya untuk belajar bahasa inggris. saya bisa dibilang sudah menguasai bahasa Inggris hasil belajar saya selama ini, akan tetapi saya masih ragu dengan kemapuan saya apabila dihadapkan pada tes kemampuan bahasa Inggris seperti ILETS. Bukan apa-apa biaya untuk tes IELTS resmi terbilang mahal, dan apabila hasilnya tidak sesuai dengan harapan saya maka akan sia-sia. 

Maka saya berniat untuk mempersiapkan hal tersebut dengan cara mengikuti kursus bahasa Inggris untuk persiapan IELTS. Salah satu sumber internet yang saya baca untuk mencari informasi mengenai beasiswa ke luar negeri adalah dari wesite Titik Nol English Course. Titik Nol English Course ini sebenarnya adalah lembaga kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris, Karena sering membuka websitenya, saya jadi tertarik untuk kursus IELTS di Lembaga Kursus tersebut.

Saya mulai mendaftarkan diri saya mengikuti kursus IELTS di Pare yaitu di lembaga kursus tersebut. Saya mengambil program 2 bulan kursus yang fokus pada persiapan IELTS. di lembaga ini juga support English Area di mana semua orang di lingkungan tersebut harus menggukan bahasa Inggris dalam berbicara satu sama lain. 

Hal ini tidak menjadi masalah bagi saya, karena saya sendiri pun juga sering praktek speaking English dengan teman-teman saya dari jurusan bahasa Inggris. justru support English Area ini semakin mendukung pembelajaran bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare ini. Semoga banyak lembaga kursus yang menerapkan hal tersebut di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun