Mohon tunggu...
Adi Pras
Adi Pras Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Kalau nggak gini-gini aja, ya gitu-gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Kursus di Webster Kampung Inggris Pare

14 Juni 2022   16:02 Diperbarui: 14 Juni 2022   16:58 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu menganggap bahwa orang yang bisa bahasa Inggris itu adalah orang yang beruntung. Bagi saya mereka terlihat sangat keren, mereka bisa membaca postingan-postingan dengan bahasa Inggris, mereka bisa menyanyikan lagu bahasa Inggris dengan lirik yang tepat, bahkan mereka memahami arti lagu itu. Ditambah lagi era sekarang, banyak orang-orang yang menyisipkan bahasa Inggris saat mereka berbincang-bincang. Tak hanya dari sisi kerennya saja, orang yang bisa berbahasa Inggris bisa memahami informasi mancanegara yan mereka akses. Selain itu merek juga bisa mendapat teman mancanegara dengan cara chating melalui instagram. Seperti fenomena akhir-akhir ini, ada seorang youtuber yang mendapatkan pacar dari Khazakhtan melalui aplikasi Ome TV.

Sebenarnya saya adalah orang asli Kediri yang rumah saya juga tidak terlalu jauh dari Kecamatan Pare. Saya juga menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di Pare. Awalnya saya tidak memiliki keinginan untuk kursus bahasa Inggris, saya hanya belajar bahasa Inggris mandiri di rumah dengan cara menghafal beberapa kosa kata dalam satu minggu. Hal yan menjadikan saya ingin kursus bahasa Inggris adalah perkataan dari guru saya yang kurang lebih seperti ini "kalian ini sekolah di Pare, dan saya mau nanti jika kalian sudah kuliah, jangan permalukan nama sekolah karena kalian tidak bisa bahasa Inggris. kalian sekolah di Pare, dan Pare terkenal dengan Kampung Inggrisnya". Entah kenapa kata-kata dari guru saya tersebut terus terngiang-ngiang di kepala saya. Saya juga merasa akan memalukan bila saya yang memiliki akses yang mudah untuk ke Kampung Inggris Pare tidak memanfaatkannya dengan baik, melihat orang-orang yang mau mengeluarkan banyak uang dan berangkat dari daerah asal mereka yang jauh, hanya untuk belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare.

Karena perkataan dari guru saya tersebut akhirnya mendorong saya untuk belajar bahsa Inggris di kampung Inggris Pare. Saya mulai menanyai teman-teman saya yang berdomisili kampung Inggris untuk mengajak mereka kursus bahasa Inggris, dan alhasil teman-teman saya berkenan. Salah satu teman saya mengajak saya untuk kursus di salah satu lembaga kursus bahasa Inggris dengan nama Webster. Teman saya megatakan bahwa Webster ini spesialisasi bidang speakin, akan tetapi tetap mengajarkan program bahasa Inggris dasar. Di Webster Kampung Inggris saya memilih paket Holiday dengan durasi dua minggu, hal ini menyesuikan dengan waktu liburan yang saya miliki. Liburan semester untuk anak sekolah hanya berdurasi dua minggu saja, saya rasa waktu dua minggu tidaklah cukup untuk belajar bahasa Inggris mengingat saya masih di tingkat dasar. Akan tetapi saya tidak mau membuang-buang kesempatan.

Sampailah saya di hari saat saya kursus bahasa Inggris. sebenarnya materi yang diajarkan tidaklah berbeda dengan materi yang saya pelajari di sekolah, yang mebedakan adalah cara tutor dalam mengajar. Jika di sekolah, kegiatan belajar dilakukan secara konvensional, di dalam kelas mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan soal, ulangan. Akan tetapi pembelajaran di Kampung Inggris lebih interaktif, dan seru. Tidak melulu di dalam kelas, di sini kita bisa belajar sambil jalan-jalan dan bermain game. Cara belajar di sini juga dikonsep sedemikian rupa menyenangkan sehinga belajar tidak terkesan membosankan, dan hasilnya materi bisa diterima dengan baik. Seperti yang saya alami, pelajaran di sini sama seperti yang dipelajari di sekolah, tapi entah kenapa saya lebih bisa memahami materi yang disampaikan oleh tutor.

Selain itu dari segi orang-orang yang sama-sama belajar, saya merasakan ada perasaan yang berbeda saat dalam satu kelas semua orang memiliki minat yang sama, yaitu belajar bahasa Inggris. jika di sekolah, dari 20 siswa kemungkinan hanya setengah atau seperempat orang yang memiliki semangat belajar terhadap salah satu mata pelajaran. Mungkin hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya materi yang harus mereka terima, sehingga mereka merasa lelah dan bosan. Akan tetapi, di Kampung Inggris ini berbeda, kita semua berangkat dengan tujuan yang sama, yaitu ingin menguasai bahasa Inggris. karena hal itu saya merasakan hawa kelas yang penuh rasa semangat belajar dan keingin tahuan yang tinggi.

Dengan belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris tersebut memberikan saya banyak pengalaman. Tidak di ragukan lagi mengapa nama kampung Inggris begitu dikenal, karena memang terdapat banyak sekali lembaga kursus di kampung Inggris. ada lembaga-lembaga kecil untuk kursus anak sekolah dasar dan menengah, sampai ada yang spesialisasi TOEFL dan IELST seperti di Titik Nol English Course, yaitu salah satu lembaga kursus di Kampung Inggris Pare yang spesialisasinya adalah untuk TOEFL dan IELTS, banyak yang berhasil di terima untuk kuliah ke luar negeri di universitas terbaik yang menjadi impian mereka dengan beasiswa karena mereka bisa mendapatkan nilai TOEFL dan ILETS yang tinggi setelah kurusus di lembaga tersebut. Semoga nantinya saya pun bisa mneyusul mereka yang kuliah di luar negeri, tentunya dengan semangat yang harus saya pupuk sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun