Mohon tunggu...
Adi Nugroho
Adi Nugroho Mohon Tunggu... penyuluh perikanan -

Hidup hanya sekali... Hiduplah yang berarti...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kolam Tako: Pelihara Lele Hemat Air di Lahan Pekarangan

5 Januari 2014   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila anda merasa bosan dengan pekerjaan sehari-hari dengan pekerjaan kantoran. Ingin memiliki kegiatan usaha sampingan dengan lahan pekarangan terbatas. Kolam Tako bisa menjadi solusinya.

Pelihara hemat air adalah sistem budidaya ikan dengan metode manajemen kolam tanpa ganti air selama masa pemeliharaan mulai dari tebar hingga akhir panen. Sistem ini mengharuskan pembudidaya untuk memanajemen air dan ikan  yang dipelihara. Sehingga kolam ikan tanpa harus dilakukan pergantian air.

Sistem kolam tako yaitu desain kolam yang memadukan terpal dan batako. Kelebihan dari kolam ini yaitu mudah di bangun dan di modifikasi karena terbuat dari tumpukan batako. Selain itu, terpal transparan yang digunakan memudahkan untuk mengontrol warna air kolam.

Persiapan Kolam

Persiapan kolam meliputi pembuatan kolam dengan membersihkan dan meratakan permukaan tanah, kemudian melapisi dengan jerami agar perubahan suhu kolam tidak berubah drastis.

Kolam dibangun dengan menumpuk batako sebanyak 3 tingkatan dengan bentuk kotak dan dilapisi terpal transparan (Plastik UV) sesuai dengan bentuk kolam. Untuk menahan air menjadi lebih kuat diberikan batako diatas lipatan terakhir. Untuk menjaga kualitas air, maka dibangunkan penutup kolam berbentuk atap yang terbuat dari bambu dan terpal. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk melindungi dari air hujan yang bisa menyebabkan perubahan pH kolam secara drastis.

Kolam dipasang instalasi aerasi sebanyak 4 titik setiap kolam. Bertujuan agar ketersediaan oksigen dalam kolam senantiasa tercukupi dengan padat tebar ikan yang tinggi. Selain itu kotoran ikan dan sisa pakan tetap melayang di badan air dan tidak mengendap didasar kolam.

Kolam yang telah terbentuk diisi air sebanyak 1/3 bagian dan direndam dengan kotoran ayam yang dimasukkan kedalam karung sebagai media pupuk selama 2 hari. Setelah itu kotoran dipindahkan dan air kolam didiamkan terkena sinar matahari selama 4 hari hingga air kolam berubah menjadi warna hijau. Setelah warna air berubah menjadi hijau, maka air kolam ditambahkan sebanyak 2/3 bagian.

Kultur bakteri

Kultur bakteri bertujuan agar persediaan bakteri tercukupi selama masa pemeliharaan ikan. Kultur bakteri menggunakan tong yang tertutup rapat dan diberi kran di bagian bawah sebagai tempat mengambil kultur probiotik.

Probiotik yang digunakan yaitu probiotik komersial yang telah teregistrasi Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Teknik kultur dengan cara membersihkan wadah drum, memasukkan air hingga 2/3 bagian, memberikan larutan molase (tetes tebu) dan probitik air komersial. Perbandingan molase dan probitik komersial yang digunakan yaitu 2:1 (misal : tetes tebu 500 mL diberikan probiotik 250 mL).

Agar probitik tercampur dengan rata, maka dilakukan pengadukan dengan menggunakan tongkat kayu hingga tercampur sempurna. Kemudian tutup rapat dan diamkan selama 3 hari. Kultur bakteri yang berhasil ditandai dengan bau harum yang dikeluarkan oleh air kultur yang didiamkan selama hari.

13889002501745916551
13889002501745916551

Pemeliharaan

Tahapan pemeliharaan dimulai dengan memasukkan benih lele unggul ukur 7 cm ke dalam kolam. Padat tebar ikan sebanyak 100 ekor/m2.  Ikan di berikan pakan sebanyak 3 % dari berat tubuh selama 6 hari. Pada 1 hari diantara seminggu ikan dipuasakan dengan tujuan agar ikan memanfaatkan plankton dan bakteri yang terdapat dalam kolam sebagai bahan makanan.

Guna menstabilkan oksigen dalam kolam, maka aerasi diberikan dan dioperasikan sepanjang hari. Selain digunakan sebagai sumber oksigen, aerasi juga membantu sisa kotoran dan pakan menjadi flok dan tidak mengendap di dasar kolam.

Probiotik hasil kultur diberikan ke kolam pada pagi hari sebanyak 1 L/hari. Pemberian kultur probiotik bertujuan kualitas air kolam selalu terjaga. Selain itu, agar bakteri dalam kolam dapat terjaga diperlukan penutup kolam bila terjadi hujan.

Panen

Panen dilakukan setelah ikan sudah mencapai ukur panen. Kegiatan panen dilakukan pada pagi atau sore hari. Bertujuan agar ikan tidak mengalami stres dikarenakan suhu udara pada siang hari yang panas.

Sebaiknya ikan dipuasakan pada satu hari sebelum panen dan diberikan tambahan vitamin pada pakan pada 3 hari hingga 1 hari menjelang panen. Pemberian vitamin bertujuan agar daya tahan tubuh ikan dapat bertahan ketika proses panen dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun