Mohon tunggu...
Adipati Bayu
Adipati Bayu Mohon Tunggu... -

hidup ini harus terus melangkah maju, jika kamu hanya berdiam diri, kamu akan tertinggal jauh ditumpukan masa lalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertamina Menuju Perusahaan Migas Besar di Dunia

26 Maret 2017   14:01 Diperbarui: 26 Maret 2017   14:05 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia modern memang tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Dan bila berbicara tentang BBM, kita akan juga membicarakan Pertamina, BUMN besar di Indonesia. Perusahaan negara yang mengatur kebutuhan bahan bakar selain energi penting lainnya untuk masyarakat Indonesia. Pertamina memiliki komitmen penting untuk Indonesia di tahun 2023, yaitu Swasembada BBM. Sebuah hal yang masih menjadi perbincangan orang karena dianggap mustahil.

Kebutuhan akan bahan bakar terus meningkat tiap tahunnya. Tahun ini memang ada di angka 1,6 juta bph, namun dipastikan angka ini akan meningkat di tahun selanjutnya. Apabila cita-cita ini berhasil terwujudkan, mengapa hanya terhenti di Indonesia saja? Mengapa tidak menuju langkah yang lebih jauh lagi? Mengekspor BBM Indonesia ke negara-negara lain misalnya.

Walau tanpa mengekspor pun, menurut saya Pertamina bisa menjadi perusahaan migas terbesar di dunia. Kenapa tidak? Banyak hal yang sudah dilakukan Pertamina bisa menggiringnya untuk ihwal besar ini.

Kita lihat dari segi keuntungan yang terus meningkat yang diperoleh Pertamina dari tahun ke tahun. Semester 1 2016 saja, Pertamina berhasil meraih keuntungan sekitar USD1,83 miliar atau sekitar 23,674 triliun rupiah. Nomor dua setelah Exxon Mobile loh! Petronas, perusahaan energi negara tetangga bisa lewat. Padahal harga minyak dunia sedang turun tapi keuntungan yang bagus malah diperoleh Pertamina.

Menjadi perusahaan migas besar memang tidak hanya soal keuntungan saja tapi juga bagaimana merangkul pasar luar negeri. Pertamina selain harus menjaga kondisi prima di dalam negeri juga harus memperhitungkan eksplorasi dan ekspansi.

Penemuan atau penambahan kilang minyak dan energi gas harus terus dilakukan. Biaya eksplorasi memang mahal, tapi ini tidak mencegah Pertamina menemukan sumber minyak baru di perbatasan Kalimantan beberapa minggu yang lalu. Walaupun cadangan minyak sumber ini tidak terlalu besar, tapi Pertamina sebaiknya terus menggali dan mencari potensi-potensi yang lain. Biar kecil-kecil tapi banyak kan tidak ada salahnya? Menurut saya, kilang minyak di perbatasan ini bila didistrubusikan untuk daerah sekitarnya dapat menekan harga BBM yang tinggi di daerah perbatasan. Sebuah jalan yang bagus untuk memperluas BBM Satu Harga bukan?

Pertamina juga harus serius dalam ekspansi bisnis internasional. Seperti akuisisi blok migas di Paris, yang katanya memiliki nilai 200 juta dolar. Menambah hak partisipasi di pengeboran minyak juga dapat dijadikan opsi penting. Dan jangan terhenti hanya di situ saja. Harus terus melakukan perubahan dari dalam perusahaan dan juga menambah sayap keluar perusahaan.

Terbayang di benak saya membaca sebuah headline berita luar negeri yang akan berbunyi, “Meet Pertamina, The Biggest Oil and Gas Company in The World from Indonesia” dalam beberapa tahun lagi. Atau mungkin kita tidak akan menunggu lama, bila melihat sepak terjang yang dilakukan Pertamina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun