Senja merah merona diatas Gedung tinggi, Seiring dengan kicauan sang merpati yang suka ingkar janji, Buaian kata tlah membuat hancur isi hati sang Bidadari, Tak kala sang Malaikat tak bersayap sang pengobral janji, Teteskan Air mata tanda kesedihan hati, menikam jantung menggelepar mati, kini hanya bisa sesali diri, ketika ikuti bisikan setan tentang alibi, demi kenikmatan sesaat kini engkau khianat, mengikuti ajaran sesat bercampur bangsat, disaat semua terasa nikmat sesaat, kau lupa apa itu namanya Sholat kau kata nanti akan tobat ,tapi siapa yang tau kapan akan masik liang lahat, padahal engkau orang terlaknat bergaya malaikat tapi sepertinya kau tau kapan itu kiamat Lagak mu seperti bedebah bangsat kau anggap semua bakal selamat, yang penting sekarang ambil dulu yang nikmat nanti baru kau tobat aku tahu sebentar lagi kau akan hancur karena tiada waktu untuk kau kabur karena namamu sudah tercatat oleh sang penggali kubur itulah siksa untuk orang yang takkabur dunia akhirat akan babak belur jangan lah berjudi dengan umur isilah hidupmu dengan tafakur jangan menunggu jika usiamu sudah uzur atau menunggu gajah bertelur karena hidup itu mesti bersyukur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H