Bila diibaratkan, kampoeng budaya adalah laboratorium budaya, dimana seseorang tinggal mengaitkan nilai-nilai yang ia peroleh di rumah dan sekolah, dengan lingkungan social yang ia temui. Atau sebaliknya, mengurai pengalaman-pengalaman sosial yang ia alami, untuk mendapat jawabannya di rumah atau sekolah.
Kesimpulan
Lingkungan masyarakat sebagai media aktualisasi seseorang sebagai makhluk social, adalah lingkungan pendidikan yang paling lama kita jalin interaksi di dalamnya. Karenanya perlu proses pembudayaan yang baik sehingga diharapkan akan membentuk karakter yang baik pada diri tiap orang yang ada di dalamnya.
Jika proses ini tidak berjalan, maka lingkungan masyarakat sebagai wadah seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupannya, akan menjadi mesin perusak pondasi nilai-nilai dan norma yang telah dibangun di rumah maupun di sekolah. Sebab, mau tidak mau, suka tidak suka, setiap individu akan berupaya menempatkan dirinya dalam kehidupan di masyarakat. Maka penyesuaian (adaptasi) menjadi sesuatu yang berat manakala nilai-nilai dan norma yang dijumpai di masyarakat jauh berbeda dengan yang ia miliki, tapi lambat laun kondisi yang berat ini akan berubah menjadi sesuatu yang nyaman. Tapi hal ini berarti orang tersebut kehilangan jati diri.
ditulis oleh : Adi Nurcahyo - Guru SMK Al Furqan Jember
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H