Mohon tunggu...
Adi Nugroho
Adi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Belajarlah kepada Nabi Nuh dan Nabi Yusuf dalam mempersiapkan masa depan...

Educator Specialist in Private Financial

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tiga Keranjang Kehidupan, Apa Aja Ya?

9 Juni 2021   05:17 Diperbarui: 9 Juni 2021   05:25 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau cara yang lebih konvensional yang dicari? Boleh saja. Semua berlaku term dan kondisi. Misal saja anda berkongsi dengan salah satu rekan, karena ia punya toko emas misal, anda menanam modal katakanlah 50 juta dengan perjanjian bagi keuntungan, ya gak ada yang melarang. Intinya, tetap lah bahwa semua di keranjang pertumbuhan. Orang berharap bahwa apapaun instrumen investasi dengan harapan untuk berkembang. Apa bisa rugi? Ya bisa, masing-masing instrumen memiliki kecenderungan tersendiri. Semua term dan kondisi tetap berlaku.

Ketiga adalah keranjang luxury.

Keranjang ini selalu ada buat orang-orang yang senang dengan profile kekayaan dan kemenangan sosial. Misal anda suka dengan barang-barang branded seperti tas Hermes, Furla, Bottega, Gucci, dll, atau yg maskulin seperti mobil-mobil sport, 4 wheel drive atau mobil antik seperti mobil Mr. Bean, mercy tiger/boxer, sepeda Brompton, dan lain-lain. Apapun itu yang menunjukkan kemewahan status sosial anda. Sound familiar? Ya, kita banyak kok menemukan di masyarakat.

Permasalahan, catat ini dengan baik: ketika keranjang basic itu ada yang kurang, keranjang growth atau pertumbuhan dan keranjang luxury, akan dipaksa apapun caranya untuk mengisi keranjang luxury. Keranjang pertumbuhan dan luxury dengan berbagai cara akan dipaksa mengisi kebutuhan basic kita. Yang punya deposito, dicairkan sebelum masanya (which is akan dipaksa bayar paksa pinalti), yang punya property akan dijual murah dari harga pasar, mobil mewah dijual asal laku. Cara seperti itu sangat jamak ketika anda dalam posisi terjepit. Penurunan harga ini akan bervariasi dari kisaran 75% sampai 50% tergantung kebutuhan dan komoditas, barang elektronika cenderungnya mengalami penurunan harga jual paling menyesakkan.

Disinilah pentingnya asuransi. Lalu buat apa? Anda mengenal likuiditi? Asuransi adalah instrumen yang sangat likuid ketika ada problem. Contoh gampang. Anda atau siapapun nasabah terkena penyakit kritis atau meninggal, maka pihak keluarga hanya dalam hitungan hari atau minggu akan mendapatkan manfaat dari uang pertanggungan atau santunan asuransi. Memang selalu ada term and conditions are applied ya. Fungsi dari asuransi adalah itu, melindungi aset anda baik yang ada di keranjang pertumbuhan dan luxury tetap ada. Dan keluarga anda tetap mendapatkan manfaat tanpa harus kehilangan.

Itulah penggunaan asuransi yg bijak... Ikuti "underlying asset" anda..... Silakan googling apa itu underlying asset. Sederhananya, asuransi kan membayar premi jauh lebih kecil dari harga suatu asset, tingkat kerugian disesuaikan dengan asset yang anda miliki, sehingga jika ada kerugian maka akan ditanggung sesuai asset oleh perusahaan asuransi. Misal anda punya usaha, perusahaan punya pabrik, jika kebakaran maka kerugian jauh lebih besar, maka anda asuransikan dengan menyeimbangkan aset yang anda miliki dengan uang pertanggungan. Sederhananya seperti itu.

Jelas ya penggunaan asuransi yg bijak? Seperti itulah seharusnya. Bagaimana dengan pendapat anda? Silakan tulis di bawah atau jika tertarik bisa diskusi tertutup dengan kami.... Salam sukses luar biasa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun