Mohon tunggu...
Adi Nugroho
Adi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Belajarlah kepada Nabi Nuh dan Nabi Yusuf dalam mempersiapkan masa depan...

Educator Specialist in Private Financial

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perbedaan Proteksi, Tabungan dan Investasi, Perlu Ngopi? Mari Kita Ngopi...

4 Juni 2021   10:07 Diperbarui: 4 Juni 2021   10:20 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pengalaman kami, inilah dasar yang paling sering menyebabkan terdapatnya kesalahpahaman di dalam asuransi. Umumnya karena tercampur pemahaman ini. Yang paling sering adalah pemahaman asuransi dengan tabungan itu sama. Salah satu rekan bilang begini, "...rugi gw, udah bayar premi banyak, setelah puluhan tahun, tinggal 40% dari premi yang gw bayar...gw tutup aja lah asuransinya....". Sounds familiar? 

Berulangkali sering saya singgung masalah ini karena bisa dibilang dari misal 100 orang anda mencari calon nasabah maka bisa mencapai separuh atau lebih yang berfikir sama. Kami tidak tahu asal muasalnya mengapa demikian, dugaan kami ada pembekalan yang kurang pas dari awal sekian puluh tahun silam.

Asuransi adalah proteksi, mau perusahaan asuransi apapun akan sama. Ini adalah penjelasan mendasar yg detailnya boleh jadi berbeda-beda, tapi inti perusahaan asuransi apapun akan sama. Memproteksi bisa barang, jiwa, kesehatan, dan lain-lain silakan anda buka web asuransi apapun akan sama. Perbedaan bisa macam-macam baik dari segi term condition, besaran premi atau kontribusi jika asuransi syariah, dan lain-lain. Jualan utama dari asuransi adalah proteksi, tidak lain. 

Ada asuransi yang bersifat tradisional, ada unit link. Saya tidak akan bahas, karena tema utama dalam artikel ini bukan itu. Lain kali saja kita bahas. Mudahnya, didalam asuransi adalah dana darurat, salah satu perusahaan asuransi biasa mengatakan begini. 

Anda setor premi (misal) 3 juta tiap bulan, 3 juta, 3 juta, lalu nggak ada angin nggak ada badai tiba-tiba bulan ke empat divonis (misal) penyakit kritis bisa stroke bisa jantung bisa kanker (misal prostat), maka perusahaan asuransi akan membayarkan anda 1M. Nah anda nggak akan pernah dapat dari tabungan dari bank manapun karena mekanisme tabungan bukan memproteksi apapun. Mau sampai jungkir juga tidak akan menemukan institusi tabungan manapun. Betul? Ya memang mekanisme berbeda. 

Apa premi itu balik? Aslinya tidak. Kalau kita menyewa satpam untuk menjaga rumah agar tidak kemalingan, apa kita berpikir uang satpam itu akan kembali? Apa kita berpikir uang keamanan yang disetorkan ke RT tiap bukan akan kembali? Tidak bukan? Nah sama dengan asuransi. Yang berbeda adalah cara menggunakan asuransi secara bijak yang pernah dibahas di artikel sebelumnya. Karena, jika terjadi resiko maka kerugian itu akan jauh lebih besar. Di rumah kita disimpan berbagai hal entah emas, surat berharga, dan lain-lain. Jika salah satu hilang maka aset kita akan lenyap, maka asuransi itu sebaiknya seimbang sebagai 'hedging' atas 'underlying assets'. Inilah fungsi dasar asuransi.

Kalau tabungan, sudah jamak, kita tahu. Awalnya kita setor uang, setelah katakanlah selama 20 tahun maka akan terkumpul dana yang bisa digunakan untuk apapun. Bisa sebagai cadangan darurat, biaya pendidikan, dana pensiun, dan lain-lain. Saya pikir kita tidak akan bahas panjang karena hampir semua orang itu paham. Yang sering dibahas selanjutnya seperti orang-orang di asuransi adalah, mau berapa lama? Jika kita membutuhkan dana misal sekarang 1M untuk biaya penyakit kritis, apapun itu, apa bisa? Jelas tidak bisa, karena bekerjanya tabungan memang tidak seperti itu, fungsinya memang beda, dana darurat tapi untuk jangka waktu panjang. Bukan untuk memproteksi saat ini.

Lalu apa bedanya dengan Investasi? Beda lagi. Katakanlah tetangga anda jualan bakso. Namun ia kurang modal untuk membuat cabang baru atau mau dibesarkan usahannya. Lalu anda masih ada uang 20 juta katakanlah, maka anda tanam uang itu ke tetangga dengan harapan uang akan berkembang setelah sekian tahun, dan anda dapat keuntungan dari usaha bakso tetangga. Ini contoh instrumen investasi yang paling mudah. Apa bisa untung? Bisa untung dan bisa buntung. 

Semua profil resiko itu sudah disadari dari awal. Ada banyak instrumen investasi, seperti sukuk, deposito, reksadana, obligasi, saham, pasar uang. Semua itu profil resikonya beda-beda. Anda pikir jika beli tanah nggak rugi? Bagaimana jika akses ditutup atau sebelahnya jadi pemakaman? Kalaupun mau dijual, berapa bulan? Tahunan belum tentu. Salah satu teman agen property cerita salah satu tempat di kawasan industri setahun hanya satu yang terjual itupun karena pemilik menjual 50%. Kita tak bahas jauh, kapan-kapan kita bahas.

Semua itu yang jelas adalah beda-beda fungsinya. Pernah kami tulis soal hedging, maka asuransi sebagai proteksi itu adalah hedging. Yang ideal itu bagaimana? Ya masing-masing dilakukan, karena memang 'account'nya beda-beda. Pengaturan keuangan kita masing-masing posnya akan beda karena tujuannya emang beda. Nanti kita bahas dalam strategi mengatur keuangan. Porsinya itu secara umum, ada dana sosial, ada kewajiban, ada dana darurat. Darurat di sini bisa proteksi, tabungan, investasi. Semua itu harus ada sehingga kita memiliki masing-masing pos. Sebabnya panjang kalo dijelaskan.

Banyak cara untuk mendiskusikan hal ini. Di Indonesia, pengalaman kami hal ini kurang banyak dimengerti karena memang tidak ada di bangku sekolah. Salah satunya bisa diskusi tertutup dengan kami. 

Untuk mendiskusikan, menurut pertimbangan, disarankan pribadi, karena sebagian besar orang tidak mau mendiskusikan isi dompet. Sangat banyak yang merasa tabu meski penting. Hubungi kami secara personal atau mungkin ada saudara/teman akan lebih memiliki hubungan emosional meski juga kami memiliki kode etik untuk sama sekali tak membahas secara publik. Seluruh informasi pribadi akan bersifat confidential atau kami akan berurusan dengan hukum dan lembaganya.

Bagaimana menurut anda? Silakan komentar dibawah, semiga tulisan ini membantu. Salam sukses luar biasa....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun