Saya yakin turis asing yang datang ke negara ini pernah mengalami hal yang sama. Apalagi di lokasi wisata baru yang belum mewadahi pembayaran dengan mata uang asing atau dari segi infrastruktur belum siap menyambut wisman.
Makanya, dari segi kepraktisan dan efisiensi, Regional Payment Connectivity (RPC) akan membantu para wisman di mana pun mereka berkunjung.
Sudah dimulai dengan kerja sama bersama Thailand tahun 2022 lalu, pembayaran via QR yang nantinya akan berlaku di negara-negara ASEAN ini merupakan solusi yang murah dan mudah.
Wisman, khususnya dari seputaran Asia Tenggara akan semakin dimanjakan. Mereka hanya perlu mengunduh aplikasi QR dan tak perlu repot-repot mencari tempat penukaran uang dan menukarkan uangnya. Begitu pun wisatawan Indonesia ketika melancong ke negara-negara tersebut.
Dari sisi pengusaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM), penerapan RPC akan memudahkan mereka bertransaksi. Tinggal pasang kode QR, pembayaran oleh turis asing bisa dilakukan tanpa bingung bagaimana menukar uang mereka.
QR Sudah Jamak Digunakan
Bagaimana aplikasinya? Menilik perkembangan teknologi QR akhir-akhir ini, saya kira masyarakat Indonesia tak akan gagap dengan hal itu. Saat ini, bahkan di warung dan toko-toko kelontong, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard atau dikenal dengan QRIS sebagai sistem pembayaran sudah lazim digunakan.
Realitas bahwa masyarakat kita juga semakin jamak yang melakukan aktivitas belanja dalam jaringan (daring/online) juga semakin mendukung pemanfaatan QR ini secara lebih masif.
Begitu pun penerapannya di desa-desa untuk menggalakkan potensi desa wisata yang kini tumbuh di mana-mana. Termasuk penyewaan rumah tinggal (homestay) di dekat tempat-tempat wisata.
Koneksi kerja sama antarnegara ASEAN, pertumbuhan wisata, dan  teknologi QR ini tentu diharapkan memberi nilai lebih bagi keramahan dan budaya masyarakat yang begitu dirindukan oleh wisman. Jadi, tak hanya ramah, pariwisata Indonesia juga akan dikenal karena keamanan, kenyamanan, dan kemudahannya.
Pusat Pertumbuhan